Page 49 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 49
Gerakan Agraria Transnasional
migrasi yang terjadi di negara-negara yang berdekatan:
Nikaragua-KostaRika, Zimbabwe-Afrika Selatan, Maroko-
Spanyol, Polandia-Britania dan Filipina-Malaysia.
Keempat, dan terakhir, sebagaimana yang ditun-
jukkan oleh diskusi di atas, masalah representasi meru-
pakan suatu hal yang rumit dan sering bersitegang. Beragam
realitas dan beberapa saluran representasi dan akuntabilitas
seringkali terlalu rumit bagi pemimpin gerakan dan aktivis
untuk memahami dan menanganinya. Sebagai contoh,
konsep ‘kelas’ ini sering dikatakan dalam istilah yang terlalu
abstrak dan samar-samar, dan terlalu memecah-belah.
Tidak terstruktur, tidak-terorganisir dan bentuk-bentuk
yang samar dan tidak kelihatan bagi aktivis dan pemimpin
gerakan untuk mengakuinya atau memahaminya. Dengan
demikian, dalam banyak hal, para pemimpin gerakan
bertindak seperti di sebuah negara, karena mereka terlibat
dalam suatu ‘proses penyederhanaan’ untuk membuat
realitas kompleks itu agar terbaca dan dikelola bagi ke-
pentingan mereka, sebagaimana dalam lensa analitik yang
kuat ditawarkan oleh James Scott dalam bukunya Seeing
Like a State (1998). Dengan berbuat demikian, banyak
rincian detail yang penting cenderung akan hilang atau
tidak terjawab dalam analisis dan wacana yang dihasilkan
dari pembahasan tentang gerakan agraria transnasional
(lihat Malseed dalam buku ini).
Masalah representasi secara inheren sangat erat
hubungannya dengan isu gerakan agraria terutama yang
ada kaitannya dengan proses penetapan agenda dan
hasilnya. Jaringan global petani kelas menengah hingga
petani kaya yang berdiri untuk memperoleh manfaat dari
komoditi tertentu dalam perdagangan bebas tidak akan
menentang inisiatif untuk menghalangi perdagangan bebas
antar negara. Sebuah jaringan transnasional yang tidak
memiliki basis massa di Cina atau negara-negara bekas Uni
35