Page 70 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 70

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

            liki perbedaan politik dan berkonflik dengan KRRS
            terutama karena mereka berbeda kelas. Konflik seperti itu
            telah diinternalisasi dalam Gerakan Agraria Transnasional.
            Mengulang diskusi kita sebelumnya  mengenai strategi
            politik yang berbeda  yang kemudian diadopsi oleh MST
            di Brazil dan CNCR di Senegal (lihat McKeon et al.
            2004). Pada skala yang lebih besar misalnya kita dapat
            menunjuk pada perbedaan ideologi dan politik yang
            memisahkan IFAP dan Via Campesina, persoalan kelas
            menjadi sesuatu yang penting, meskipun bukan satu-
            satunya alasan yang mendasari perbedaan seperti itu.
                 (ii) Perbedaan pada strategi dan kalkulasi politik. Ada
            juga kelompok-kelompok petani yang memiliki basis massa
            di kelas-kelas sosial yang sama di pedesaan, misalnya,
            petani miskin dan pekerja pedesaan, tetapi memiliki sikap
            menentang satu sama lain karena perbedaan ideologi dan
            politik. Diskusi oleh Borras (buku ini) tentang konflik
            antara tiga gerakan petani di Filipina -KMP, DKMP dan
            UNORKA - menggambarkan fenomena ini. Dalam
            skala global, ada perbedaan penting misalnya dalam
            kalkulasi politik International Land Coalition (ILC) dan
            IPC for Food Soverignty. NGO-NGO dan IFAP yang
            berada di dalam lingkup ILC memutuskan bahwa strategi
            terbaik untuk memajukan kebijakan pertanahan yang pro-
            rakyat miskin akan membutuhkan dana formal dan resmi
            dengan lembaga keuangan internasional (misalnya, Bank
            Dunia) dan antar lembaga (misalnya, Program Pangan
            Dunia PBB). ILC juga bekerja untuk mereplikasi pende-
            katan serupa dalam organisasi tingkat nasional. Hal
            ini, tentu saja, strategi yang ditolak oleh IPC for Food Sov-
            ereignty, yang memilih untuk mempertahankan karakter
            masyarakat sipil dan otonomi dari Lembaga Keuangan
            Internasional dan lembaga pembangunan. IPC for Food
            Sovereignty, malah mencoba untuk membangun basis
            gerakan sosial pedesaan dan aliansi NGO dalam rangka


            56
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75