Page 104 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 104
Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah 91
setempat, untuk meningkatkan kemampuannya dalam
memanfaatkan kondisi alam, ekonomi, sosial, dan budaya.
Ecotourism juga memberi kesempatan pada masyarakat
setempat, untuk belajar dari kondisi lingkungannya, sehingga
pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku mereka menjadi
lebih ramah terhadap lingkungannya.
UNESCO Oice di Jakarta (UNESCO, 2009:15)
menjelaskan, bahwa ecotourism (ekowisata) merupakan
pariwisata bertanggung-jawab yang dilakukan pada tempat-
tempat alami, serta memberi kontribusi terhadap kelestarian
alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Pandangan UNESCO yang memadukan kelestarian alam
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat ini diadopsi dari
pandangan TIES (The International Ecotourism Society).
Berbasis prinsip belajar terus menerus, masyarakat di
Lereng Merapi berpeluang membangun dan mengembangkan
pariwisata bertanggung-jawab, dengan memanfaatkan secara
lestari kondisi alam, ekonomi, sosial, dan budaya yang ada.
Situasi ini dikonstruksi melalui penalaran, perencanaan,
interpretasi, dan perbandingan kondisi Lereng Merapi dengan
wilayah lain yang berhasil memajukan ecotourism. Masyarakat
setempat juga mampu mengatur dirinya sendiri, sehingga
mereka dapat mendukung berbagai upaya pelestarian kondisi
alam, sosial, dan budaya.
Relevan dengan dinamika masyarakat setempat, dan
pandangan UNESCO tentang ecotourism, Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia (2009)
memiliki pandangan yang “senada”, bahwa ecotourism