Page 46 - Merancang Metode Penelitian Agraria Lintas Disiplin
P. 46
di abad 20 dan abad 21. Pada abad 20, debat masalah agraria ditandai
23
dengan pembicaraan tentang isu yang terkait dengan akses tanah,
tenaga kerja, konsolidasi atau mobilitas kapital. Isu-isu agraria ini
dilihat dalam kerangka analitik yang linear; mencoba menjelaskan
pergeseran yang terjadi dari sistem produksi subsistensi ke ekonomi
pasar, perubahan dari pertanian ke industrialisasi, perubahan dari
pedesaan ke perkotaan, dimana semua proses ini didorong, diekskalasi
dan dipandu oleh kekuatan-kekuatan kapital. Berbeda dengan studi
agraria di abad 20, di abad 21 aspek-aspek seperti globalisasi dan
kecenderungan lintas negara merupakan variabel yang tidak dapat
diabaikan. Integrasi ekonomi keluarga ke pasar global, moda-moda
baru ekspansi kapital, revolusi teknologi yang memungkinkan
mobilitas modal lintas negara dengan kecepatan yang luar biasa,
pertambahan populasi dunia, serta hadirnya aktor-aktor korporasi
transnasional dan gerakan-gerakan sosial transnasional menjadikan
studi agraria abad 21 memiliki spektrum kajian yang semakin meluas. 24
Dalam konteks Indonesia, masalah agraria atau pertanahan segera
sejak Proklamasi Kemerdekaan RI sudah dirasakan sebagai masalah
nasional yang krusial. Bentrokan dan kegoncangan politik yang terjadi
25
23 Shohibudin (2012) mencatat bahwa sebagai sebuah studies, maka studi agraria bersifat
multi-disiplin, dan hal inilah yang membuat perkembangannya dewasa ini amat penuh warna.
Kalau dulu agrarian political economy seolah identik dengan kalangan Marxian, misalnya, maka
buku fenomenal Hefner The Political Economy of Mountain Java (1990) mengenai perubahan
agraria di Pegunungan Tengger, Jawa Timur dari era kolonial hingga era 1980-an jelas mewakili
perspektif interpretive-hermeneutis. Hefner menyebut pendekatan non-Marxisnya ini sebagai
‘non-economic approach to economic change.’Demikian pula, perhimpitan antara agrarian
political economy dengan political ecology saat ini sudah banyak disambut dan dipraktikkan.
Sejumlah hasil penelitian yang mengkombinasikan dua pendekatan ini telah dipublikasikan di
berbagai jurnal internasional, seperti Journal of Peasant Studies, Journal of Agrarian Change,
Development and Change, dsb. Bahkan Journal of Forest Policy and Economics pernah membuat
edisi khusus mengenai ‘Community-based forestry in the developing world: Analyses from an
agrarian perspective’; satu isu yang sebelumnya jarang sekali muncul di jurnal yang berada
dalam kelompok ScienceDirect ini. Lebih lanjut lihat Shodibudin. 2012. “Sketsa Perkembangan
Reforma Agraria dan Studi Agraria, Sekelumit Peta Navigasi”. http://indoprogress.com/2012/02/
sketsa-perkembangan-reforma-agraria-dan-studi-agraria.
24
An Luthfi, dkk, 2010:5.
25 Pilihan tools atau instrumen dalam penelitian agraria, tidak dapat dilepaskan dari
dinamika perkembangan studi agraria di Indonesia. Soetarto (2010) memberikan gambaran
perkembangan ini dimana dikatakan bahwa studi agraria pernah ‘tertidur’ dan meredup selama
hampir 10 tahun pada masa tragedi politik 65. Sejak tahun 1966-1976, bisa dikatakan bahwa
Perkembangan Penelitian Agraria di Indonesia 35