Page 385 - Mozaik Rupa Agraria
P. 385

itu bisa berarti bebas dari penderitaan, bebas dari keterasingan,
           bebas dari penindasan (baik sebagai tertindas maupun penindas).
               Ketika  seorang  petani mendapati  tanamannya layu karena
           pemupukan yang berlebihan, ia baru pada tahap persepsi. Namun,
           ketika ia menyadari bahwa penyebab kelayuan adalah keluarnya
           sejumlah massa air dari sel tanaman ke lingkungan luar sebagai
           akibat  sel  lebih kaya  air  daripada lingkungan  yang  miskin  air
           (plasmolisis), ia segera menyadari: “aliran massa materi mengalir
           dari  tempat berpotensial  tinggi ke tempat berpotensial  rendah”.
           Pernyataan ini ia temukan di mana-mana, pada kejadian angin di
           pekarangannya; pada aliran listrik di rumahnya; pada arus sungai
           yang mengairi ladangnya; pada rujak buah santap siangnya; pada
           biji yang menggembung terendam air. Tanpa ia mendaulat dirinya
           sebagai teoritisi, ia telah berteori ketika mengalami konsepsi.

               Namun, ia tak lupa. Petani adalah materi berwujud manusia,
           dirinya bukanlah imajinasi, ia butuh hidup lebih baik. Upaya
           itu ia  tempuh  dengan mempraktikkan hasil  konsepsi dalam
           kesehariannya  sebagai  petani,  yaitu:  Bagaimana  memupuk
           tanaman  dengan  ketepatan  jenis,  dosis,  dan  waktu?  Bagaimana
           memenuhi  kebutuhan air  tanaman?  Bagaimana  mengendalikan
           hama dan  penyakit?  Bagaimana  memanen yang  menghemat
           waktu dan tenaga? Bagaimana menyimpan hasil panen agar awet?
           Bagaimana  mengembangkan benih baru yang  unggul dan  sifat-
           sifatnya konstan? hingga akhirnya ia harus menjawab persoalan:
           Bagaimana  kaum tani  turut menentukan  harga panen  yang
           mereka hasilkan dan meneruskan keberadaan dirinya sebagai pilar
           pangan? Ia berhasil menjadi pembelajar Materialisme Dialektis,
           meskipun hal itu tak ia sadari. Ia lengkap sebagai manusia yang
           mengalami, mengetahui, dan mengamalkan.
               Apakah revolusi sosial/politik selalu berasal dari Materialisme
           Dialektis? Tidak selalu, Idealisme pun bisa melahirkan revolusi



           372    Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang
   380   381   382   383   384   385   386   387   388   389   390