Page 511 - Mozaik Rupa Agraria
P. 511

Perekonomian Indonesia  di bawah  pemerintahan Suharto
           dipengaruhi  oleh  kemajuan dari  negara-negara  tetangganya,
           dari  masuknya politik  dan  militer Amerika  ke Asia  Tenggara
           dan  dari  rezim  perdagangan internasional.  Indonesia bisa
           membangun ekonomi  manufaktur ekspor dengan  penyerapan
           buruh  selama  awal  1980  dan  awal 1990-an ketika  ada banyak
           proteksi  dan hambatan  yang  menyebabkan  ekspor minyak
           melemah. Nigeria secara regional menunjukan sebuah pelajaran
           mengenai kegagalan kebijakan, kecuali di Ghana. Investasi asing
           di  negara ini  dibatasi  oleh  sekor  sumberdaya, masuknya Cina
           sebagai investor  akan memungkinkan  perkembangan  di masa
           depan. Dengan meningkatnya pendapatan dari minyak, Nigeria
           tidak mengembangkan  sektor manufaktur  dan berusaha  untuk
           mengurangi kompetisi dari  negara-negara di Asia. Oleh karena
           itulah, manfaat globalisasi untuk Nigeria tidak begitu jelas.  2

               Setiap komponen modernitas  demografi  seperti mortalitas
           yang rendah, fertilitas yang rendah serta pertumbuhan yang secara
           alamiah rendah, menawarkan banyak manfaat bagi kehidupan dan
           pembangunan, sampai pada akhirnya terjadi sebuah populasi yang
           menua. Pada sejumlah negara, seperti Afrika, transisi demografi
           berjalan secara lambat. Perbedaan kebijakan merupakan salah satu
           penjelasannya. Pada mortalitas, efektifitas kebijakan dan desain-


               Urbanisasi  adalah pendorong  terbesar.  Menurunnya  fertilitas urban relatif  lebih  lambat
               dibandingkan  dengan  fertilitas  pedesaan karena hambatan  yang bersifat  warisan,  seperti
               penduduk  kota  yang tidak terlalu terikat  dengan tradisi-tradisi  sosial  ataupun  kaidah
               (amanat) budaya. Ada perbedaan cukup besar ddalam fertilitas antara masyarakat urban dan
               rural di Nigeria, yaitu 1-2 anak dari total fertilitas pada tahun 2008 (4.7 Vs 6.3) dan perbedaan
               ini dapat meningkat secara cepat: ada wilayah di Afrika yang sangat dikenal dengan fertilitas
               urbannya  yang  sangat  rendah  seperti  Addis  Ababa.  Jika  demikian,  fertilitas  model  Brazil
               dapat direfleksikan juga di Nigeria.
           2   Untuk penurunan fertilitas, perhatian dunia pada persoalan populasi dapat dicermati dari
               menurunnya tingkat kelahiran di Asia. Penurunan ini bersamaan dengan sentimen-sentimen
               yang bertentangan  dengan  sasaran  program-program keluarga berencana,  model  orang
               Asia,seperti yang ditunjukan dalam  Cairo  Agenda  1994,  tererosi akibat  kepentingan yang
               muncul akibat bantuan dari dalam dan luar negeri untuk pengendalian kelahiran, kecuali
               di Afrika yang tingkat fertilitasnya tetap tinggi. Fakta dari situasi ini menunjukan adanya
               pengabaian  isu  populasi dalam  prioritas  pembangunan di  afrika,  seperti  yang  misalnya
               dipublikasikan pada tahun 2005 dalam Commission for Africa dalam agenda dan kegiatan
               African Union.

           498    Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang
   506   507   508   509   510   511   512   513   514   515   516