Page 512 - Mozaik Rupa Agraria
P. 512
desain program ke depan, harus disesuaikan dengan kondisi sosial
ekonomi yang telah dibuktikan dari pengalaman selama beberapa
dekade. Fertilitas relatif rendah. Penurunan fertilitas dapat dilihat
sebagai capaian dari rezim mortalitas modern. Ini memang
3
tidak terjadi dalam suatu ketika, namun seringkali berlangsung
dalam beberapa dekade, dengan pertumbuhan populasi yang
cepat. Kebijakan langsung yang mendukung hal ini adalah
program-program keluarga berencana. Hambatan utama dalam
transisi fertilitas adalah warisan kelembagaan masa lalu: realitas
punahnya pratriarki sebagai dispensasi yang usang. Beberapa
warisan tetap abadi dan tanggungjawab kebijakan yang lebih
besar adalah membuatnya menjadi dorongan untuk dispensasi
yang baru, salah satunya dalam pencapaian tingkat fertilitas yang
dibutuhkan oleh masyarakat modern.
Daftar Pustaka
Chojnacka, Helena. “Poligyny and the Rate of Population Growth”.
Population Studies, Volume 34, Issue 1, Hlm 91-107.
McNicoll, Geoffrey. “Achievers and Laggards in Demographic
Transition: A Comparison of Indonesia and Nigeria”. Dalam
Lee, Ronald D dan Reher, David S. (ed). 2011. Demographic
Transition and Its Consequences. A Supplement to Vol 37.
USA: Wiley-Blackwell.
3 Proyeksi menengah dari UN terhadap Nigeria dapat dilihat dalam skenario berikut ini:
Mereka menunjukan anjloknya fertilitas sampai 2.4 (mendekati tahun 2050) di kelompok
urban sekitar 76%. Brazil akan mencapai fertilitas di level itu, tanpa adanya pecahan di
kelompok urban yang sama. Transisi fertilitas di Indonesia, sebaliknya lebih berpusat pada
kota (urban centered). Ideational change secara alamiah menjadi lebih kuat atau menjadi
sulit untuk diramalkan. Dinamika nilai-nilai tidak bisa secara jelas ditentukan. Ideational
change, berbagai kepercayaan, mendasari penurunan fertilitas secara simultan pada berbagai
wilayah. Beberapa melihatnya sebagai sebuah kegagalan substansial fertilitas seperti
yang terjadi di Bangladesh pada tahun 1980-an dan 1990-an yang terjadi karena kemajuan
ekonomi yang lambat. Opera sabun di Amerika Latin seringkali mengambil isu ini untuk
bisa mempengaruhi perubahan perilaku berkaitan dengan ukuran keluarga di wilayah
tersebut, dampaknya cukup sulit untuk bisa memisahkan dari konsumer ekonomi. Dan di
Afrika, perkembangan telepon selular yang sangat cepat serta berbagai aplikasinya adalah
sebuah fenomena baru yang sangat potensial dalam mengubah sejumlah besar lingkungan
kehidupan.
Politik Ruang, Populasi dan Kesehatan Mental 499