Page 60 - Mozaik Rupa Agraria
P. 60
Lingkungan tidak dengan sendirinya harmonis dan dapat
memulihkan dirinya sendiri dari kerusakan ekologis.
Gerakan atau konsep ‘hijau’ hadir sebagai ‘produk dari
setting atau situasi dimana telah terjadi kerusakan ekologis
yang mengkhawatirkan akibat perilaku manusia. Dari setting
inilah, kesadaran atau gerakan hijau muncul. Salah satu
contohnya adalah ‘green consumerism’ yang muncul sebagai
bentuk gerakan kesadaran konsumen akan hak-haknya untuk
mendapatkan produk yang layak dan aman (produk yang ramah
lingkungan/environment friendly). Green consumerism yang
didefinisikan sebagai ‘the use of individual consumer preference
to promote less environmentally damaging products and services’
ini merupakan sebuah gambaran bahwa perilaku konsumtif
akibat mengkonsumsi produk yang tidak layak dan tidak ramah
lingkungan dapat memberikan imbal balik yang buruk bagi
keberlanjutan lingkungan di masa mendatang. Hal ini pula yang
muncul dalam konsep ‘green food’ sebagai bentuk penyadaran
untuk mengembalikan lingkungan dari pilihan makanan yang
dihasilkan dar metode pertanian organik. Makanan yang dihasilkan
melalui metode organik dengan mengurangi penggunaan pupuk
kimia dan pencemaran pestisida diyakini mampu menyelamatkan
lingkungan ekosistem.
Lebih lanjut mengenai konsep hijau ini, perlu dicermati
juga bahwa tidak selalu konsep hijau ini mengindikasikan
sebuah imaje yang positif. Manipulasi atau kamuflase konsep
hijau ini ditemukans secara jelas salah satunya dalam istilah
‘green grabbing’. Konsep hijau yang dilakukan melalui kampanye
perlindungan bumi melalui skema REDD, telah menyingkirkan
masyarakat lokal yang menjadi bagian dari ekosistem. Harmoni
atau keselarasan yang dikesankan melalui konsep ‘hijau’ ini
ternyata hadir dalam makna yang lain dalam konsep ini. Green
Ekologi Politik/Ekonomi Politik Sumberdaya Agraria dan Lingkungan Hidup 47