Page 157 - Kembali ke Agraria
P. 157

Usep Setiawan

            fase konsolidasi demokrasi, mutlak butuh penyelesaian konflik agra-
            ria sebagai anak kandung pembangunan di masa lalu. Jika bangsa
            agraris ini mau bergerak maju, maka tidak bisa lagi konflik atas tanah
            dan kekayaan alam diselesaikan dengan setengah hati, ditunda-
            tunda, apalagi diabaikan begitu saja.
                Pemerintahan baru hasil Pemilu 2004 segera terbentuk. Sebagai
            bangsa agraris, kita butuh perbaikan dalam penguasaan tanah dan
            kekayaan alam. Diperlukan rembuk bersama untuk mengkaji ulang
            kebijakan tanah dan kekayaan alam dan perumusan konsepsi utuh
            untuk menjawab persoalan. Disyaratkan pula pemahaman yang be-
            nar mengenai kondisi lapangan yang berujung pada komitmen ber-
            sama untuk berbenah.
                Untuk itu, akan digelar “Konferensi Internasional tentang Pengu-
            asaan Tanah dan Kekayaan Alam di Indonesia yang Sedang Berubah:
            Mempertanyakan Kembali Berbagai Jawaban”, pada tanggal 11-13
            Oktober 2004 di Hotel Santika, Jakarta. Pelaksana konferensi adalah
            Yayasan Kemala bersama dengan Konsorsium Pembaruan Agraria
            (KPA), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Lembaga
            Studi dan Advokasi HAM (ELSAM), Perkumpulan untuk Pembaruan
            Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis (HuMA), KARSA, RACA
            Institute, JKPP, ICRAF, PKWJ-UI, dan INDIRA Project.***


























            138
   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162