Page 165 - Kembali ke Agraria
P. 165
Usep Setiawan
kan seruan berikut. Pertama, agar Presiden dan Wakil Presiden terpi-
lih, memelopori keputusan politik untuk menjalankan reforma agraria
sebagai basis pembangunan. Tanpa reforma agraria (dalam arti: pena-
taan ulang penguasaan tanah dan kekayaan alam yang berpihak
kepada rakyat), maka usaha penanggulangan kemiskinan dan per-
baikan kualitas lingkungan tak banyak berarti. Reforma agraria
adalah conditio sine qua non dari penciptaan pemerataan, keberlan-
jutan, dan keadilan.
Kedua, komponen gerakan sosial dan masyarakat sipil agar terus
mendorong perwujudan reforma agraria ini. Inisiatif dapat dilakukan
berupa penataan langsung di lapangan, pendidikan dan pengorga-
nisasian rakyat, advokasi kebijakan di lembaga pemerintahan mau-
pun parlemen (pusat/daerah). Kita perlu terus menuntut agar peme-
ritahan baru mengurus masalah ini secara sungguh-sungguh.
Ketiga, para akademisi dan peneliti-pemikir agar mengusahakan
penciptaan infrastrukur produksi pengetahuan yang membantu
memahami kondisi struktur agraria, konflik agraria serta kerusakan
lingkungan yang terjadi. Diperlukan desain pelaksanaan reforma
agraria dengan sumbangan pengetahuan interdisipliner yang dimiliki
oleh semua kelompok intelektual yang berpihak pada kaum miskin.
Seruan untuk menjalankan reforma agraria sejati hendaknya
segera ditangkap dan diterjemahkan oleh pemerintahan baru ke da-
lam agenda jangka pendek (100 hari pertama), jangka menengah
(tahunan), dan jangka panjang (lima tahun).***
146

