Page 166 - Kembali ke Agraria
P. 166

Sinar Harapan, 13 Desember 2004








                Hak Asasi Manusia dan Bangsa Berdikari








                   ERINGATAN Hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia kali ini
               P(10 Desember 2004) diwarnai mencuatnya wacana mengenai
               pentingnya membangun kemandirian bangsa dan pengelolaan
               sumber daya alam. Hal ini, misalnya, mencuat seiring pernyataan
               Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dilontarkan pada Pertemuan Sau-
               dagar Bugis Makassar VI pada 19 - 21 November. Terpantul kesan,
               dengan modal kekayaan alam, kita bisa menjadi bangsa mandiri dan
               dapat memenuhi hak-hak dasar rakyat.
                   Lantas muncul pandangan yang menekankan kemandirian dari
               segi ideologis-politis sebagai gerakan “berdiri di atas kaki sendiri
               (berdikari)” bangsa-bangsa yang tengah atau pernah dicengkeram
               kekuatan neo-kolonialisme dan neo-imperialisme. Bersamaan dengan
               itu, untuk kemandirian bangsa banyak pihak melirik faktor optima-
               lisasi sumber daya alam. Mungkinkah pemerintahan baru memprak-
               tikkan politik-ekonomi berdikari dengan mengandalkan sumber daya
               alam. Bagaimana pula nasib pelaksanaan HAM di tengah ketim-
               pangan, konflik dan kehancuran lingkungan yang tengah melanda?
                   Jika kita cermati arah kebijakan ekonomi-politik yang dikede-
               pankan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kita
               mengalami kesulitan untuk membedakannya dengan model pem-
               bangunan gaya Orde Baru hingga rezim Megawati kemarin. Model
               pembangunan dimaksud adalah yang pro modal besar.
                   Dengan pilihan model pembangunan semacam ini maka

                                           147
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171