Page 188 - Kembali ke Agraria
P. 188

Kembali ke Agraria

               sarana pendukungnya adalah agenda kedaulatan pangan (food sov-
               ereignty). Kedaulatan pangan hendaknya menjadi alternatif paradig-
               ma ketahanan pangan (food security) yang selama ini menjadi bagian
               dari konsep pembangunan pertanian konvensional. Makna kedau-
               latan pangan lebih luas dan dalam ketimbang ketahanan pangan.
                   Kedaulatan pangan, meminjam La Via Campesina, adalah hak
               rakyat yang mencakup: (1) memprioritaskan produksi pertanian lokal
               untuk memberi makan rakyat, akses petani dan tunawisma atas tanah,
               air, benih, dan kredit melalui dijalankan landreform dan berbagai
               program pendukungnya, (2) hak petani untuk memproduksi ma-
               kanan dan hak konsumen untuk menentukan apa yang dikonsumsi,
               bagaimana diproduksi, dan siapa yang memproduksi, (3) hak sebuah
               negara untuk melindungi dirinya dari harga pangan dan pertanian
               impor yang murah, (4) harga pertanian terkait dengan biaya produksi,
               misalnya, dengan mengenakan pajak atas impor berlebihan yang
               murah, (5) rakyat ikut serta dalam penentuan pemilihan kebijakan
               pertanian, dan (6) pengakuan atas hak-hak petani perempuan, yang
               memegang peran utama dalam produksi pertanian dan pangan
               (Bonnie Setiawan, 2003, hal 124-125).
                   Program revolusi hijau gaya Orde Baru dalam berbagai segi telah
               divonis gagal oleh banyak pihak. Revolusi hijau telah gagal men-
               jadikan kita sebagai bangsa yang berdaulat pangan—terbukti kita
               menjadi salah satu negara pengimpor bahan pangan terbesar di
               dunia, sekaligus turut mendemoralisasi kaum tani kita. Model pem-
               bangunan pertanian hendaknya direformasi total dengan meletakan
               reforma agraria plus kedaulatan pangan di atasnya.
                   Oleh karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan
               Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) hendaknya mencermati kebijakan
               berbagai departemen atau lembaga pemerintahan yang terkait
               pertanian dan agraria. Mumpung belum terlambat, SBY-JK sebaiknya
               segera merealisasikan janji reforma agraria, revitalisasi petanian dan
               pedesaan sebagaimana menjadi visi, misi dan program mereka ketika
               kampanye Pemilu 2004 lalu.***


                                                                       169
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193