Page 193 - Kembali ke Agraria
P. 193

Kompas, 26 Mei 2005








             Pembangunan Infrastruktur untuk Siapa?
                   (Catatan atas Artikel Prof. Maria S.W.

                                   Sumardjono)







                  RTIKEL “Pembangunan Infrastruktur”, Prof Maria S.W.
            ASumardjono (Kompas, 29/4/05), telah membangkitkan wacana
            seputar kebijakan penyediaan tanah untuk pembangunan. Tanpa
            mengurangi hormat atas kepakaran beliau dalam hukum agraria,
            saya tergerak menaikkan wacana ke arah paradigma pembangunan
            terkait pertanahan.
                Prof. Maria menulis, untuk mendukung pembangunan jalan tol
            saat ini telah disiapkan perubahan/penyempurnaan Keppres Nomor
            55 Tahun 1993 menjadi Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) ten-
            tang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Ke-
            pentingan Umum. Menurutnya, substansi penyempurnaannya diha-
            rapkan lebih menjamin keadilan dan kepastian hukum bagi pihak-
            pihak terkait. Lebih lanjut beliau mengabarkan bahwa sekarang peme-
            rintah telah menyiapkan RUU tentang Perolehan Tanah untuk Ke-
            giatan Pembangunan. Jika perpres tadi diterbitkan, seyogianya dipan-
            dang untuk memenuhi kebutuhan sementara sambil mengupayakan
            terbitnya undang-undang tersebut.
                Wacana penyediaan “tanah untuk pembangunan” tampaknya
            memang perlu dihangatkan. Di era Soeharto, wacana ini merajai,
            bahkan jadi pilihan strategi pemerintah saat itu. Tanah untuk
            pembangunan, selama tiga dekade secara dramatis telah menggeser

                                         174
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198