Page 198 - Kembali ke Agraria
P. 198

Suara Pembaruan, 15 Juni 2005








                                 Perpres 36/2005:
                        Membangun atau Menggusur?








                   ERAGAM sikap bermunculan menyertai terbitnya Peraturan
               BPresiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi
               Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum, 3 Mei 2005.
               Kalangan pengusaha dan pemerintah menyambut girang Perpres
               yang diasumsikan akan mempermudah pembebasan tanah untuk
               kepentingan yang mereka rancang.
                   Di lain pihak, opini publik bereaksi kritis terhadapnya. Kalangan
               Ornop dan organisasi rakyat bahkan bersiap melancarkan serang-
               kaian aksi massa penolakan serta gugatan secara hukum. Kalangan
               DPR, khususnya Komisi II yang membidangi pertanahan secara alot
               mengkritisi Perpres ini. Sebagian fraksi tegas menolak, yang lainnya
               dapat memahami, lantas komprominya adalah meminta penundaan
               dan revisi. Melalui rekomendasi sebuah seminar nasional di Unhas
               Makassar, Komnas HAM pun sudah meminta pencabutan Perpres
               ini.
                   Sulit menampik bahwa ke-21 objek kepentingan umum yang
               diatur Perpres ini ialah kebutuhan publik. Namun, agenda tersem-
               bunyi di balik Perpres ini sudah gamblang membawa kepentingan
               pembangunan pro-modal besar yang berwatak eksploitatif sekaligus
               represif. Hal ini potensial memperbanyak konflik karena maraknya
               penggusuran tanah rakyat dengan dalih “pembangunan kepentingan
               umum”. Perpres 36/2005 ini memberi kewenangan kepada Presiden

                                           179
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203