Page 201 - Kembali ke Agraria
P. 201

Usep Setiawan

            tinggal layak dan pekerjaan manusiawi. Bagi kaum buruh adalah
            upah wajar dan jaminan sosial yang menyeluruh. Bagi masyarakat
            adat di pelosok pedalaman perlu pengakuan kedaulatan atas wilayah
            dan hukum adatnya.
                Pemerintahan ditantang menyediakan infrastruktur penunjang
            produktivitas dan kesejahteraan mayoritas rakyat yang memperkuat
            golongan ekonomi lemah dan membela kaum yang paling memer-
            lukan pertolongan. Kebijakan pertanahan (agraria) pun akan sangat
            ideal jika diabdikan bagi kepentingan mereka, yang nota bene menjadi
            pemilih terbanyak dari pasangan persiden dan wakil presiden dalam
            pemilu demokratis lalu.
                Sekaranglah saatnya Yudhoyono untuk membangun, bukan
            menggusur. Realisasi janji Yudhoyono untuk menerbitkan kebijakan
            pro-rakyat, seperti reforma agraia, revitalisasi pertanian dan pedesaan
            sedang dinanti. Yudhoyono hendaknya jangan tergiur rayuan kaum
            berkantong tebal yang doyan menggusur tanah rakyat dengan berlin-
            dung di bawah selimut “kepentingan umum”. Sulit menemukan
            alasan kuat untuk tetap mempertahankan Perpres yang potensial
            menggerogoti kredibilitas pemerintah sekaligus memicu konflik sosial
            ini. Kemauan politik dari Yudhoyono untuk sesegera mungkin menca-
            butnya adalah pilihan bijak yang tengah kita nanti.
                Jika tidak, gugatan hukum melalui uji materi ke Mahkamah
            Agung untuk pembatalan Perpres ini kini tengah disiapkan Koalisi
            Ornop yang didukung sejumlah pakar handal di bidang hukum agra-
            ria. Aksi-aksi massa organisasi rakyat pun dipastikan akan berge-
            lombang menyertai tuntutan pencabutan Perpres ini. Pilihannya:
            cabut segera atau rakyat melawan.***














            182
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206