Page 190 - Kembali ke Agraria
P. 190

Kembali ke Agraria

               untuk kepentingan umum (Pasal 5), yakni: (a) Jalan umum, jalan tol,
               rel kereta api, saluran air minum/air bersih, saluran pembuangan
               air dan sanitasi, (b) waduk, bendungan, bendung, irigasi, dan ba-
               ngunan pengairan lainnya, (c) rumah sakit umum dan pusat kese-
               hatan masyarakat, (d) Pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api
               dan terminal, (e) peribadatan, (f) pendidikan atau sekolah, (g) pasar
               umum.
                   Selain itu; (h) fasilitas pemakaman umum, (i) fasilitas kesela-
               matan umum, (j) pos dan telekomunikasi, (k) sarana olah raga, (l)
               stasiun penyiaran radio, televisi dan sarana pendukungnya, (m) kan-
               tor pemerintah, pemerintah daerah, perwakilan negara asing, PBB,
               dan atau lembaga-lembaga internasional di bawah naungan PBB.
               Juga mencakup; (n) fasilitas TNI dan POLRI sesuai tugas pokok dan
               fungsinya, (o) lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan, (p) ru-
               mah susun sederhana, (q) tempat pembuangan sampah, (r) cagar
               alam dan cagar budaya, (s) pertamanan, (t) panti sosial, dan (u) pem-
               bangkit, transmisi, dan distribusi tenaga listrik.
                   Penulis mencatat ada delapan jenis yang paling kerap menuai
               konflik; (a), (b), (d), (m), (n), (q), (r), dan (u). Sekedar contoh; kasus
               proyek jalan tembus Gunung Leuser Ladia Galaska di Aceh, waduk
               Jatigede di Sumedang Jabar, perluasan Bandara Hasanuddin di
               Sulsel. Lantas, banyak pembangunan kantor pemerintah bermasalah
               di daerah, penyerobotan tanah rakyat untuk latihan perang maupun
               sarana militer lain, TPA sampah Bojong di Bogor, taman nasional
               Moronene di Sultra, dan kasus SUTET transmisi listrik di banyak
               tempat.


               Jelas harus ditolak
                   Data-base KPA merekam 1.753 kasus konflik agraria sepanjang
               Orba. Secara akumulatif konflik paling kerap terjadi pada proyek
               “pembangunan untuk kepentingan umum”, yakni 431 kasus (24,6%),
               dengan rincian: sarana umum atau fasilitas kota (243), bendungan
               atau pengairan (77), sarana militer (47), konservasi atau lindung (44),


                                                                        171
   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195