Page 234 - Kembali ke Agraria
P. 234

Kembali ke Agraria

               ralisme hukum di bidang agraria dan pengelolaan sumberdaya alam.
               Selama ini sektoralisme hukum tersebut yang diperkokoh dengan
               politik otoritarian telah menghasilkan sejumlah tindak kekerasan dan
               praktik dominasi penguasaan dan eksploitasi terhadap sumber daya
               alam yang meminggirkan posisi dan hak-hak rakyat.
                   Kedua, persoalan penurunan kualitas lingkungan dan kehidupan
               masyarakat akibat eksploitasi yang berlebihan dan tidak terkendali
               harus mendapat perhatian serius. Kerusakan lingkungan telah men-
               ciptakan kemiskinan karena hilangnya sumber penghidupan
               masyarakat yang tergantung pada tanah dan kekayaan alam. Keru-
               sakan lingkungan juga memicu maraknya bencana alam yang banyak
               menimbulkan korban harta maupun jiwa. Ketiga, soal ketimpangan
               penguasaan, pengelolaan dan pemanfaatan tanah dan sumber daya
               alam lainnya. Selama ini izin dan hak untuk eksploitasi hutan, barang
               tambang, perkebunan besar, pertambakan raksasa, perumahan, fasi-
               litas wisata dan hiburan, termasuk lapangan golf telah menciptakan
               munculnya tuan-tuan tanah baru. Di sisi lain, hingga saat ini rata-
               rata penguasaan tanah oleh petani tidak lebih dari 0,8 hektare per
               rumah tangga petani.
                   Keempat, soal sengketa tanah dan konflik agraria. Baik akibat
               proses penggusuran yang dilakukan dengan kompensasi amat ren-
               dah, maupun akibat munculnya dampak lingkungan yang menyeng-
               sarakan masyarakat setempat setelah eksploitasi berlangsung. Sejak
               1970 hingga 2001, berdasarkan  data-base KPA, ada 1.753 kasus
               sengketa tanah struktural. Kasus kekerasan yang dilakukan aparat
               terhadap petani di Lombok Tengah NTB tanggal 18 September lalu
               jadi contoh terbaru.
                   Inilah soal-soal mendasar yang memerlukan arahan politik peme-
               rintah sekarang untuk menyelesaikannya. Kita mengidamkan
               pemerintah yang mewujudkan reforma agraria.


               Hambatan
                   Inti reforma agraria ialah landreform dalam pengertian redistribusi


                                                                        215
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239