Page 236 - Kembali ke Agraria
P. 236
Kembali ke Agraria
Otonomi daerah yang belum mantap serta tiada institusi yang menya-
tukan visi.
Terdapat sejumlah prasyarat pelaksanaan reforma agraria
(Russell King, 1977). Pertama, kemauan politik atau komitmen politik.
Kemauan politik tak berhenti pada pernyataan di atas kertas seperti
halnya pada undang-undang, tapi diwujudkan dalam tindakan nyata
sehingga seluruh dana dan daya dikerahkan untuk melaksanakan
reforma agraria. Kedua, data keagrariaan yang lengkap dan akurat
diperlukan untuk memastikan objek-objek dan subjek reforma agraria
dapat diketahui secara tepat. Jenis dan luas objeknya dapat ditentukan
dengan pasti, serta kategori dan jumlah subjek penerima manfaat
dapat diketahui.
Ketiga, organisasi tani yang kuat harus ada. Melalui organisasi
yang kuat kesadaran, militansi, tertib organisasi, dan solidaritas, serta
kepemimpinan yang bertanggung jawabnyalah petani dapat mem-
punyai posisi tawar kuat untuk menghadapi hal-hal yang merugikan
mereka. Keempat, elite politik dan elite bisnis harus terpisah. Jika seseo-
rang jadi birokrat maka jangan sekaligus jadi pengusaha. Sebaliknya
jika seseorang jadi pengusaha, maka dia harus meninggalkan jabatan
birokratnya. Ini untuk mencegah korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Kelima, dukungan dari angkatan bersenjata dan kepolisian sebagai
aparat penegak hukum. Berdasarkan pengalaman berbagai negara,
reforma agraria yang berhasil adalah yang mendapat dukungan dari
angkatan bersenjata dalam bentuk penegakan hukum yang melin-
dungi rakyat. Ini mensyaratkan angkatan bersenjata dan kepolisian
pro-rakyat.
Apakah kelima prasyarat di atas sudah tersedia? Adalah tugas
kita bersama untuk mengupayakan agar semua prasyarat tersebut
segera tercipta. Bagaimana pun, pemenuhan hak-hak rakyat atas
tanah dan kekayaan alam lainnya senantiasa diidamkan anak bang-
sa. Selamat Hari Agraria 2005. Bangkitlah kaum tani Indonesia!***
217