Page 232 - Kembali ke Agraria
P. 232

Kembali ke Agraria

               popularitasnya, sekaligus dapat memicu instabilitas nasional. Sikap
               don’t care tak elok ditampilkan dalam soal tanah (agraria), sebab
               menyangkut mati-hidupnya mayoritas anak bangsa. SBY disarankan
               untuk tak ragu meralat kebijakan yang dinilai banyak pihak keliru.
               Perpres No 36/2005 ditolak parlemen hingga pesantren.
                   Jika perpres ini dicabut, bukan hanya popularitas SBY (dan peme-
               rintah) yang meroket. Citra bangsa Indonesia pun terangkat karena
               berhasil membuang kerikil tajam dari sepatu kehidupannya secara
               damai.
                   Strategi pembaruan agraria (agrarian reform) yang prorakyat mesti
               menggantikan kerikil tajam agar bisa melangkah maju dalam mem-
               bangun bangsa. Setahun lalu, SBY telah menjadikan reforma agraria
               dalam kampanyenya. Kini saatnya kita menagih. Menangkal kere-
               sahan dengan mewujudkan keadilan agraria sejatinya membangun
               tanpa menggusur.
                   Membatalkan Perpres No 36/2005 disertai keseriusan menyiap-
               kan reforma agraria bisa menggantikan kado pahit menjadi kado
               manis Hari Tani Nasional, 24 September 2005.***
































                                                                        213
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237