Page 237 - Kembali ke Agraria
P. 237

Suara Pembaruan, 15 November 2005








                      Tangkal Krisis Tumpas Kemiskinan







                  AIKNYA harga BBM menandai terjadinya krisis energi. Ketika
            N daya beli dan kesejahteraan rakyat yang mengenaskan diha-
            dapkan pada kenaikan harga-harga barang/jasa, pemerintah menya-
            lurkan dana kompensasi sebagai solusi darurat.
                Selain sarat kontroversi, kebijakan kompensasi sejatinya tak akan
            pernah menghilangkan akar masalah. Kita ditantang menghadirkan
            alternatif solusi substansial jangka panjang guna menuntaskan
            kemiskinan sebagai akar soal. Rendahnya kemampuan masyarakat
            memenuhi kebutuhan hidup menjadi buah nyata kemiskinan. Kemis-
            kinan struktural mestilah dilahirkan oleh kekeliruan pengelolaan
            Negara yang menjauhkan rakyat dari keadilan dan kesejahteraan.
            Karena dililit kemiskinan maka kemajuan dan kemakmuran bangsa
            terhambat.
                Krisis energi dan kemiskinan struktural menjadi tantangan aktual
            bangsa agraris ini. Reforma agraria amat relevan dijadikan salah
            satu solusi paten dalam menangkal krisis dan menumpas tuntas akar
            kemiskinan. Dalam Kebijakan Pertanahan Nasional yang Berkeadilan:
            Maju Bersama, Makmur Bersama (12/09/2005), Joyo Winoto, Kepala
            Badan Pertanahan Nasional telah menggariskan esensi, arah dan
            agenda kebijakan pertanahan nasional ke depan. Diyakini, reforma
            agraria menjadi jawaban tepat memajukan dan memakmurkan bang-
            sa, secara bersama.
                Reforma agraria pada hakikatnya proses penataan kembali


                                         218
   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242