Page 287 - Kembali ke Agraria
P. 287
Usep Setiawan
sahaan bersama milik mereka. Inilah ciri utama hukum agraria kolo-
nial yang dihidupkan kembali atas nama investasi, membiarkan
petani tanpa tanah, modal, dan teknologi.
Terkesan pemerintah gelap mata terhadap investasi. Daftar
perilaku gelap mata terhadap invetasi ini masih dapat diperpanjang
seperti: “ketentuan perlakuan sama bagi perusahaan nasional dan
asing, kemudahan pengalihan aset, larangan nasionalisasi, dan
kemudahan tenaga kerja asing”.
Poin-poin itu menjauhkan peran negara dalam mencapai tujuan
kemerdekaan nasional seperti tertuang dalam pembukaan konstitusi.
Trauma Orba
Selama Orde Baru berkuasa, pembangunan ekonomi nasional
mengandalkan utang dan investasi. Namun, pengalaman mengajar-
kan investasi asing dan utang luar negeri malah semakin menjauh-
kan bangsa dari kemandirian. Investasi langsung (FDI) di Indonesia
adalah corak investasi yang mengandalkan kedatangan industri yang
merelokasi usaha mereka karena kebijakan upah, pajak, dan isu
lingkungan di negara asalnya. Tak heran jika FDI yang datang dan
bahkan keluar negara kita karena alasan pembanding itu (compara-
tive advantage).
Tujuan investasi selama ini pertumbuhan ekonomi. Angka per-
tumbuhan secara mudah dapat diukur dengan melihat peningkatan
PDB nasional. Secara statistik, investasi yang meningkat pada sektor
riil (FDI) akan meningkatkan PDB sebuah negara. Meskipun secara
praktik, total peningkatan PDB ini hanyalah hasil produksi dari
beberapa gelintir perusahaan asing atau nasional semata. Padahal,
operasi perusahaan ini bersandarkan pada upah buruh murah (yang
disubsidi pertanian) dan menghancurkan industri rakyat. Ekonom
liberal percaya terpusatnya produksi nasional pada beberapa peru-
sahaan bukan hal yang mengkhawatirkan, sebab dengan mekanisme
alamiah trickle down effect, keuntungan pengusaha besar akan menetes
ke bawah.
268