Page 288 - Kembali ke Agraria
P. 288
Kembali ke Agraria
Kenyataannya, teori itu tak terbukti. Keuntungan perusahaan
tersebut tak pernah ditabung dalam bank-bank nasional, melainkan
ditransfer ke negara asal. Sementara keuntungan pengusaha lewat
pasar saham dan pasar uang juga demikian. Liberalisasi memudah-
kan pelarian modal dari dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi selalu
disertai korban di desa dan kota, di lapangan industri rakyat maupun
pertanian.
Sementara, pembaruan atau reforma agraria bermaksud untuk
merestrukturisasi pemilikan, penguasaan, dan penggunaan sumber-
sumber agraria, terutama tanah untuk kepentingan petani, buruh
tani, rakyat kecil atau golongan ekonomi lemah sesuai UUPA 1960.
Politik investasi
Sudah lama perusahaan-perusahaan besar mengeksploitasi
kekayaan alam di Indonesia, seperti kuasa pertambangan perusahaan
asing yang mengabaikan semangat konstitusi (Pasal 33). Sebagai
negara merdeka dan berdaulat, amanat konstitusi itu mesti dijalan-
kan. Perusahaan-perusahaan yang menguasai hajat hidup orang
banyak seharusnya dinasionalisasi. Nasionalisasi berarti orientasi
produksi dan keuntungan dari perusahaan dipergunakan sebagai
modal nasional untuk melakukan pembangunan nasional yang lebih
terencana dan berorientasi ke rakyat banyak. Dengan demikian,
nasionalisasi juga berarti kepemilikannya ada pada negara.
Pemerintah mesti membangun politik investasi yang memihak
rakyat. Politik investasi adalah mengarahkan modal untuk berpro-
duksi dan membangun kekuatan atas sumber-sumber ekonomi
nasional baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan pihak
luar hanya ditujukan mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Selama ini, politik investasi berupa liberalisasi investasi keuangan
dan investasi langsung terbukti membawa dampak buruk secara
nasional.
Ke depan, politik investasi, khususnya di lapangan agraria mesti-
lah mencakup pengaturan yang jelas sektor-sektor investasi langsung
269