Page 285 - Kembali ke Agraria
P. 285

Usep Setiawan

            modal, peningkatan produktivitas di lahan-lahan marjinal, perbaikan
            mutu, gizi dsb. (Sinar Harapan, 16/10/2006).
                Tanpa struktur agraria baru yang lebih adil dan merata bagi
            kaum miskin, niscaya cita-cita meraih kedaulatan pangan akan terge-
            lincir menjadi “makan roti dalam mimpi”. Hal pokok yang mesti
            dicegah adalah reforma agraria jangan dijadikan kedok untuk proyek
            ekstensifikasi dan intensifikasi perkebunan-perkebunan besar dan
            agroindustri yang merupakan kepentingan tuan tanah dan pemodal
            besar.
                Petani miskin tanpa daya hanya dijadikan alat manipulasi. Tanpa
            pengawalan rakyat melalui organisasi dan nihilnya pemantauan
            publik terhadap program redistribusi tanah sebagai bagian pokok
            landreform (lebih luasnya: reforma agraria), agenda besar ini rentan
            dibelokkan ke skema pasar bebas yang kelak menjerat rakyat dan
            bangsa ini.
                Untuk itu, diperlukan rekonseptualisasi yang tepat dan mendasar
            disertai uji coba dalam praktek nyata dalam usaha meninggikan
            produktivitas pertanian rakyat guna memenuhi kebutuhan pangan
            seluruh anak bangsa. Segala sumber daya nasional, regional dan
            lokal harus diarahkan dan dikerahkan demi terlaksananya reforma
            agraria sejati guna mencapai kedaulatan pangan yang semestinya.***


            (Artikel ini ditulis bersama oleh Usep Setiawan dan Iwan Nurdin)






















            266
   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289   290