Page 361 - Kembali ke Agraria
P. 361
Kompas, 27 Oktober 2007
Reforma Agraria Jalan Paling Tepat
Akhiri Konflik
ANAH adalah hak milik sampai mati. Namun, kondisi
Tpertanahan di Indonesia karut-marut, masalah bertambah dari
waktu ke waktu. Rakyat kecil semakin kehilangan akses pada pengu-
asaan tanah. Di sisi lain, penguasaan aset oleh bangsa lain membuat
kita menjadi kuli di negeri sendiri. Kabar gembira muncul ketika
pemerintah menjanjikan akan melaksanakan program Reforma
Agraria Nasional mulai tahun ini.
Lahan seluas 8,15 juta hektar akan dibagikan pemerintah mulai
2007 hingga 2014. Diperkirakan, 6 juta hektar untuk masyarakat mis-
kin dan 2,15 juta hektar untuk pengusaha guna usaha produktif yang
melibatkan petani perkebunan.
Upaya yang layak diapresiasi sekalipun bagi Sekretaris Jenderal
Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Usep Setiawan semuanya
harus ditunggu realisasinya di lapangan. Berikut kutipan wawancara
Kompas dengan Usep yang dilakukan dalam berbagai kesempatan.
Bagaimana peta pertanahan di Indonesia?
Kondisi pertanahan di Indonesia kontemporer belum berubah
dari zaman kolonialisme. Sengketa dan ketimpangan pemilikan serta
penguasaan tanah adalah warisan penjajahan. Bung Karno dan
kawan-kawan pada 1960-an sudah merintis usaha mengakhiri wujud
nyata dari feodalisme, kolonialisme, dan imperialisme itu melalui
342