Page 366 - Kembali ke Agraria
P. 366
Suara Pembaruan, 29 Oktober 2007
Tanah Telantar dan Pengangguran
ADAN Pertanahan Nasional (BPN) menggelar konsultasi publik
Bmengenai revisi peraturan pemerintah tentang penertiban dan
pendayagunaan tanah telantar, belum lama ini. Forum ini merupakan
rangkaian dari Hari Agraria Nasional 2007. Apa perlunya memper-
baiki prosedur dan mekanisme penertiban dan pendayagunaan tanah
telantar?
Ternyata luas tanah yang diindikasikan telantar sangat tidak
sedikit. Menurut data BPN, pada 2006 (per Juni) luasnya
1.218.554,7300 ha dan pada 2007 (per Juni) seluas 1.578.915,0620 ha.
Jika diidentifikasi lebih seksama dan sistematis tentu kenyataannya
di lapangan bisa lebih luas lagi. Meluasnya tanah telantar adalah
fenomena yang bertolak belakang dengan terus menyempitnya luas
pemilikan dan penguasaan tanah di tangan rakyat, khususnya tanah
pertanian kaum tani. Tendensi luas tanah telantar dari waktu ke
waktu terus meningkat, sementara pemilikan tanah pertanian petani
kian menyusut.
Hasil Sensus Pertanian 2003 menunjukkan jumlah rumah tangga
petani gurem (yang menguasai lahan kurang dari 0,5 ha) meningkat
2,6 persen per tahun dari 10,8 juta rumah tangga (1993) menjadi 13,7
juta rumah tangga (2003). Imbas dari minimnya akses pemilikan tanah
memperparah realitas kemiskinan. Inilah cermin retak pertanian dan
agraria kita.
Keberadaan tanah telantar selama ini telah menjadi persoalan
347