Page 406 - Kembali ke Agraria
P. 406

Kembali ke Agraria

               ancaman bagi kemuskilan terwujudnya kesejahteraan petani.
               Tantangan mulai dari kecenderungan global, berupa perdagangan
               internasional yang tak memihak kaum tani dan pertanian di negara
               berkembang. Tantangan internal juga muncul dari keterbatasan
               kemampuan institusi dan aparatus pemerintahan yang bertugas
               merevitalisasi pertanian. Sisa-sisa paradigma dan gaya lama model
               pembangunan pertanian ala Orde Baru belum pupus sepenuhnya.
               Bahkan, fokus kebijakan pertanian pemerintah sekarang dipandang
               masih belum menunjukkan konsepsi yang terkonsolidasi dan imple-
               mentasi praktis kebijakan pertanian baru yang nyata dan efektif.
                   Tantangan lain, lemahnya kelembagaan sosial masyarakat peta-
               ni sebagai subyek utama pembangunan pertanian. Petani kita mayori-
               tas jumlahnya, namun tak terorganisasi dengan baik. Belum lagi
               ancaman dari alam yang tengah mengintai berupa perubahan iklim
               secara global yang sangat mempengaruhi model dan strategi pem-
               bangunan pertanian kita. Bencana alam makin sering terjadi dan
               mengambil tempat di mana-mana. Gejala alam dan dinamika ekologis
               tak bisa diabaikan dalam perumusan strategi pembangunan perta-
               nian.


               Membalik arus
                   Kerangka besar agenda strategis sekaligus prasayarat utama
               pembangunan pertanian nasional untuk menyejahterakan petani tak
               lain dan tak bukan ialah keperluan dilaksanakannya pembaruan
               atau reforma agraria (agrarian reform). Reforma agraria harus sesegera
               dan sematang mungkin dijalankan untuk mendongkrak kesejah-
               teraan petani. Keberhasilan menjalankan reforma agraria di samping
               untuk mencapai dan mempertahankan skala ekonomi dan mening-
               katkan nilai tambah, juga akan memperbaiki ketimpangan kesejah-
               teraan sosial-ekonomi sesama petani maupun antarpetani dan nonpe-
               tani. Ini merupakan syarat mutlak mewujudkan keadilan sosial
               (Winoto dan Siregar, 2008).
                   Inti reforma agraria ialah landreform, yakni penataan ulang


                                                                       387
   401   402   403   404   405   406   407   408   409   410   411