Page 60 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 60

50     MP3EI: Master Plan Percepatan dan Perluasan
               Krisis Sosial-Ekologis Indonesia



                                       8.   Privatisasi, yaitu kebijakan untuk memberikan hak pengelolaan perusahaan negara kepada pihak swasta.
                                       9.   Deregulasi kompetisi.
                                       10. Perlindungan Intelectual Property Rights atau hak kekayaan intelektual.


                                   Di Indonesia, proyek neoliberal ini pertama kali diperkenalkan dan dilakukan melalui 50 poin Letter of Intent yang pada
                                   gilirannya mengantarkan Indonesia untuk mengambil resep-resep pembangunan internasional dalam bentuk Program
                                   Penyesuaian Struktural yang diberikan oleh lembaga-lembaga keuangan internasional semacam Bank Dunia dan IMF. Bonnie
                                   Setiawan (2014: 13) secara umum merekam tiga bentuk proyek intervensi neoliberal di masa akhir Orde Baru dan awal
                                   masa Reformasi yang dilakukan di Indonesia, yang terdiri dari:

                                   1. Paket kebijakan penyesuaian struktural, yang terdiri dari beberapa hal berikut: (a) Liberalisasi impor dan pelaksanaan
                                     aliran uang yang bebas; (b) Devaluasi; (c) Kebijakan moneter dan fiskal dalam bentuk: pembatasan kredit, peningkatan
                                     suku bunga kredit, penghapusan subsidi, peningkatan pajak, kenaikan harga public utilities, dan penekanan untuk tidak
                                     menaikkan upah dan gaji.


                                   2. Paket kebijakan deregulasi, yaitu: (a) intervensi pemerintah harus dihilangkan atau diminimumkan karena mendistorsi
                                     pasar; (b) privatisasi yang seluasnya utamanya untuk bidang-bidang ekonomi yang ini dikuasai oleh negara; (c)
                                     liberalisasi seluruh kegiatan ekonomi termasuk penghapusan segala jenis proteksi; (d) memperbesar dan memperlancar
                                     arus masuk investasi asing dengan fasilitas-fasilitas yang lebih luas dan longgar.


                                   3. Paket kebijakan yang juga direkomendasikan kepada beberapa negara Asia dalam menghadapi krisis ekonomi akibat
                                     menurunnya nilai tukar mata uang terhadap dollar AS, yang merupakan gabungan dari dua paket di atas dengan
                                     tambahan beberapa tuntutan spesifik..

                                   Dari matriks berikut dapat diketahui bahwa upaya untuk melancarkan aliran kapital ke Indonesia semakin gencar ketika
                                   rejim Orde Baru dan semakin bertambah meluas semenjak Orde Reformasi. Berbagai macam regulasi sejak masa Orde Baru
                                   menggantikan berbagai macam regulasi ekonomi Orde Lama yang pada waktu itu berupaya untuk membangun model
                                   pembangunan ekonomi yang nasionalistik. Berikut gambaran perubahan kebijakan ekonomi sejak masa Orde Lama hingga
                                   Orde Reformasi:



                                          Produk Kebijakan/UU/PP               Beberapa Catatan Penting/Substansi Kebijakan


                                    UU No. 78 Tahun 1958 tentang Penanaman   Pertimbangan dikeluarkannya UU ini:
                                    Modal Asing                    1. Bahwa untuk mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia serta memperbesar
                                                                     produksi nasional guna mempertinggi tingkatan penghidupan rakyat, sangat
                                                                     diperlukan modal;
                                                                   2. Bahwa modal yang didapat di Indonesia pada waktu ini belum mencukupi sehingga
                                                                     dianggap berfaedah menarik modal asing untuk ditanam di Indonesia;
                                                                   3. Bahwa perlu diadakan ketentuan-ketentuan yang jelas untuk memenuhi kebutuhan
                                                                     akan modal guna pembangunan nasional, di samping menghindarkan keragu-
                                                                     raguan dari pihak modal asing
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65