Page 61 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 61

51
                                                                                                       MP3EI dan Perubahan Radikal dari Peran Negara




                       Produk Kebijakan/UU/PP               Beberapa Catatan Penting/Substansi Kebijakan

                 UU No. 86 Tahun 1958 tentang   Pertimbangan Penerbitan UU ini:
                 Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik   1. Bahwa tindakan yang telah diambil oleh Pemerintah terhadap perusahaan milik
                 Belanda                          Belanda yang berada di dalam wilayah Republik Indonesia dalam rangka perjuang-
                                                  an pembebasan Irian Barat adalah sesuai dengan kebijaksanaan pembatalan
                                                  K.M.B;
                                                2. Bahwa dalam taraf perjuangan pada masa ini dalam rangka pembatalan K.M.B dan
                                                  perjuangan pembebasan Irian Barat tersebut di atas sudah tiba waktunya untuk
                                                  mengeluarkan ketegasan terhadap perusahaan-perusahaan milik Belanda yang
                                                  berada di dalam wilayah Republik Indonesia berupa nasionalisasi dari perusahaan-
                                                  perusahaan milik Belanda untuk dijadikan milik Negara;
                                                3. Bahwa dengan nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda tersebut
                                                  dimaksudkan untuk memberi kemanfaatan sebesar-besarnya pada masyarakat
                                                  Indonesia dan pula untuk memperkokoh keamanan dan pertahanan Negara;

                 UU No. 16 Prp Tahun 1965 tentang   Pertimbangan UU ini, poin 3 dan 4:
                 Pencabutan Undang Undang No. 78 Tahun   bahwa untuk melaksanakan prinsip berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi
                 1958 Tentang Penanaman Modal Asing Yang   dan prinsip Dekon untuk membangun ekonomi nasional yang bersih dari sisa-sisa
                 Telah Diubah Dan Ditambah Dengan Undang   imperialisme dan feodalisme, harus dikikis habis penanaman/operasi modal asing
                 Undang No. 15 Prp Tahun 1960     di Indonesia, sehingga dapat memperbesar produksi nasional guna mempertinggi
                                                  tingkat penghidupan Rakyat Indonesia;
                                                  bahwa dengan dihentikannya penanaman operasi modal asing di Indonesia perlu
                                                  ada pengaturan pelaksanaan dari pasal 10 Ketetapan Majelis Permusyawaratan
                                                  Rakyat Sementara No. VI/ MPRS/1965 dan kerja sama ekonomi dengan luar
                                                  negeri, terutama negara-negara Nefo.


                 UU No. 44 Prep Tahun 1960 Tentang   UU ini menggantikan UU Pertambangan Kolonial, Indische Mijnwet 1899. UU ini
                 Pertambangan Minyak dan Gas Bumi  kemudian melahirkan perusahaan negara (PN): PN Pertambangan Minyak Nasional
                                                (Pertamina), PN Pertambangan Minyak Indonesia (Permindo), PN Gas Bumi Nasional
                                                (Permigan).


                 UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman   Peralihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru diikuti dengan adaptasi negara
                 Modal Asing (UU PMA)           secara besar-besaran terhadap moda perluasan sirkuit kapital. Pemerintahan Suharto
                                                pada tahun 1967 memulai kembali kerjasama dengan IMF yang pada tahun 1965
                 UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-  diusir oleh pemerintahan Soekarno.
                 ketentuan Pokok Kehutanan
                                                Modal utama sikuit kapital bergerak berasal dari ledakan harga minyak dan hutang
                 UU No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-  luar negeri yang difasilitasi oleh IGGI. Masuknya modal dari hutang ini kemudian
                 ketentuan Pokok Pertambangan   diikuti dengan institutional re-arrangement yang memfasilitasi kelancaran kapital di
                                                bidang industri ekstraktif; pertambangan dan kehutanan.  Setelah UU ini terbit,
                                                berbagai macam kontrak karya di sektor mineral ditandatangani, terutama
                 UU No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman   pertambangan skala besar. Termasuk di dalamnya kontrak karya migas dan batubara.
                 Modal dalam Negeri (UU PMDN)
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66