Page 159 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 159

Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis

            melaut serta menurunnya hasil tangkapan dikarenakan saat ini
            lingkungan sudah berubah karena terkontaminasi oleh pencemaran
            dan sedimentasi. Selain itu, dengan kejadian jebolnya tanggul
            limbah PT SILO pada tanggal 11 April 2010 tepatnya pada hari
            minggu pukul 16.30 WITA, menyebabkan banjir lumpur dan
            terkontaminasinya sungai hingga pesisir desa Rampa.
                Selain produksi dari laut, masyarakat pesisir juga melakukan
            budidaya ikan. Hanya saja sekarang budidaya sudah mulai
            ditinggalkan, selain karena areal tambak telah terkonversi menjadi
            areal penambangan, masyarakat juga mengalami kesulitan
            mendapatkan bibit ikan. Hilangnya nener ikan disebabkan karena
            terganggunya ekosistem seperti mangrove dan terumbu karang
            serta estuari. Adanya pencemaran yang disebabakan oleh aktivitas
            penambangan on shore juga memperparah buruknya kondisi
            ekologi pesisir dan laut. Aaktivitas yang nyata semacam ini sedang
            berlangsung dan dilakukan oleh tambang PT SILO.
                Secara fisik, luasan Pulau Sebuku telah berkurang. Semula
                                                    2
            pulau ini memiliki daratan seluas 225,50 km , namun sekarang
            telah berkurang karena menjadi area perairan. Tidak dapat
            dipungkiri seluruh aktivitas penambangan akan berdampak
            pada lingkungan sekitar, dan banyak kasus yang memperlihatkan
            degradasi lingkungan pasti terjadi. Aktivitas penambangan batubara
            oleh BCS di Pulau Sebuku yang masuk wilayah Desa Kanibungan
            dan tanah putih meninggalkan jejak yang tidak mungkin akan
            hilang. Yaitu lubang-lubang pasca pengerukan. Lubang-lubang
            yang seharusnya langsung direklamasi pasca pengerukan tetapi
            tidak dilakukan oleh PT. BCS menyebabkan lubang tersebut
            saat ini berisikan air dalam jumlah yang banyak seperti danau.
            Hal ini berdampak terhadap meningkatnya tingkat kerentanan
            Pulau Sebuku dimana dengan ukuran tersebut dikategorikan

                                    — 140 —
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164