Page 201 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 201

Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis

            agar tidak terperangkap ke dalam langkah-langkah yang dapat
            menimbulkan citra sebagai aksi sepihak (membangkitkan trauma
            masa lalu yang justru akan kontra-produktif) ; dan 4) Jangan
            sampai terjebak ke dalam langkah-langkah yang oleh mereka yang
            anti reform dapat dipakai sebagai alasan untuk menuduh sebagai
                                                  31
            pelanggaran hukum, misalnya penjarahan.
                Dalam kerangka di atas dapat diuraikan tantangan yang
            dihadapi dari gerakan land reform Wong Persil di Blitar, tersebut
            diantaranya adalah: 1) Pudarnya semangat kolektif untuk berjuang
            bersama dalam satu ideologi, menjadi semangat individual setelah
            sertifikasi. Sebab menganggap capaian tertinggi perjuangan
            adalah sertifikasi dan hak milik pribadi atas lahan perjuangan.
            Selain kosongnya kepemimpinan yang kuat dan memayungi
            segala kepentingan gerakan, 2) Lemahnya Sistem Pengelolaan
            Lahan bersama (Pasca Sertifikasi) untuk menjamin kelangsungan
            pemenuhan kebutuhan kolektif gerakan, 3) Ketiadaan kelembagaan
                                                      32
            lokal yang kuat untuk mengawal pasca sertifikasi . 4) Munculnya
            konflik internal (diam-diam) di gerakan land refom dan belum
            tersedianya ruang mediasi bagi beragam pihak yang relevan dan
            efektif. Akibat beragam kepentingan yang masuk dan ketidak puasan
            terhadap tujuan perjuangan yang belum tercapai dan dianggap
            keluar dari cita-cita awal. 5) Terbatasnya akses ketrampilan/
            pengetahuan pertanian dan modal untuk pengolahan lahan-



            31. Lebih jauh lihat, Shohibuddin (Ed.) Reforma Agraria, Perjalanan Yang
               Belum Usai, (STPN Press; Yogyakarta, 2008)
            32. Sebagian sesepuh dan pelopor perjuangan di Gambar Anyar sudah
               memprediksi pentingnya kelembagaan atau organisasi petani lokal yang
               kuat dan bisa merepresentasikan kebutuhan dan kepentingan semua pihak.
               Tujuan utamnya adalah mengawal perjalanan perjuangan agar tetap berada
               di koridor dan rel cita-cita besarnya.

                                    — 182 —
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206