Page 199 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 199

Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis

            dalam skema pembangunan pedesaan berorentasi serba benda
            (thing) yang ekonomistik. 3) Kebijakan Pengembangan Wilayah
            yang masih melayani kepentingan kelompok dominan dan
            penguasa daripada berdasarkan kepentingan publik yang lebih
            besar, rakyat kecil dan marjinal. 4) Kebijakan Pengembangan
            Wilayah yang tidak sensitif terhadap ketimpangan agraria sebagai
            akar persoalan kemiskinan. 5) Conflic of interest dari elit penguasa
            daerah, terutama Partai Politik yang berkuasa yang berakibat pada
            distribusi program yang “pilih kasih” untuk kepentingan pragmatis
            politik kekuasan dan menjaga status quo. 6) Ego sektoral yang
            membatasi bentuk-bentuk koordinasi yang dianggap tidak sesuai
            prosedul TUPOKSI masing-masing, meskipun secara substantif
            terdapat kepentingan yang sama.

            b.  Batas Inisiatif Rakyat
            Gerakan eks-buruh perkebunan koperasi Wangunwatie merupakan
            satu capaian panjang dari lintasan perjuangan sejak zaman kolonial
            yang tidak bisa dinilai dari sepenggal kisahnya dalam periode
            tertentu saja. Begitupun keberhasilan yang dicapai sekarang ini.
            Stretegi untuk tetap sealur dengan kebijakan Negara tanpa harus
            patuh buta dan tunduk pada segenap kepentingan kekuasaannya,
            merupakan strategi dari intisari pengalaman panjang berhadapan
            dengan kekuasaan Negara. Di satu sisi, hal tersebut menjadi strategi
            penyelamatan yang canggih demi survival dan keberlanjutan
            existensi organisasi dan modus produksi non-eksploitatif di
            perkebunan koperasi tersebut. Namun di sisi yang lain, hal itu
            juga merupakan bagian dari keterbatasan kesempatan politik, bagi
            peran yang lebih besar untuk mendorong dan menggerakkan arus
            RA di wilayah yang lebih besar. Selain itu, untuk tujuan tersebut
            baru bisa dicapai dengan mengeluarkan kompensasi dan ’ongkos’


                                    — 180 —
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204