Page 48 - Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria Prof. Boedi Harsono
P. 48

Potret Perjuangan Bapak Hukum Agraria ....

               Poorten (panglima tertinggi Hindia Belanda) menyerah tanpa
               syarat kepada tentara Jepang yang diwakili oleh Letjen Hitoshi
               Imamura. Hegemoni Belanda berakhir dengan meninggalkan
               sedikit sahabat di kalangan rakyat Indonesia. 54
                   Keesokan harinya berita kekalahan Belanda disiarkan ke selu-
               ruh Hindia Belanda melalui radio NIROM. Kabar tersebut sampai
                                     55
               pula di MOSVIA Magelang.  Dalam detik-detik yang kritis tersebut,
               pimpinan MOSVIA mengeluarkan keputusan yang teramat
               penting sebelum sekolah pamong praja tersebut ditutup pemerintah
               Balatentara Jepang, ia meluluskan semua siswa tingkat tiga, tanpa
               ujian dan tanpa ijazah. Boedi Harsono yang tahun itu duduk di
               tingkat tiga termasuk siswa yang beruntung tersebut. Hal yang
               sama tidak dialami siswa sekolah menengah lain seperti AMS yang
               nasibnya terkatung-katung, sekolah sudah ditutup namun belum
                                     56
               dinyatakan tamat belajar.  Kini setelah Boedi Harsono menjadi
               salah satu lulusan terakhir sekolah pendidikan pamong praja
               Hindia Belanda, segera ia akan melanjutkan hidupnya menuju
               tingkat kedewasaan yang lebih tinggi.


                   54  M.C. Riclefs, op.cit. hlm.294. Mantan Gubernur Jenderal Jhr. A. W. L.
               Tjarda van Starkenborgh-Stachouwer kemudian ditawan di Manchuria dan
               dibebaskan pada Agustus 1945 saat Jepang menyerah. Sebenarnya pada saat
               perundingan, Jenderal Ter Poorten menolak menyerahkan seluruh Hindia Belanda,
               ia hanya menawarkan penyerahan Bandung. Namun Imamura menolaknya sembari
               mengancam akan membombardir Bandung jika tuntutannya tidak dipenuhi. Ter
               Poorten tahu ancaman itu bukan gertak sambal. Onghokham, op.cit. hlm 263.
                   55  Siaran radio Belanda itu ditutup dengan kata-kata  Wij Sluiten nu. Vaarwel
               tot betere tijden. Lang Leve de Koningin  “Kita menutupnya sekarang. Selamat
               bertemu sampai hari-hari yang lebih baik. Hidup Ratu”, lihat Onghokham, loc.cit.
                   56  Wawancara dengan Boedi Harsono tanggal 24 April 2009 di rumah, Jalan
               Musi 28, Jakarta. Boedi mengatakan bahwa sebenarnya seluruh mata pelajaran
               sudah selesai diajarkan jadi hanya tinggal menunggu ujian akhir saja.

                                                                    35
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53