Page 14 - Permasalahan Surat Ijin Memakai Tanah Negara sebagai Alas Hak dalam Pendaftaran Tanah di Kota Tarakan
P. 14

BAB II



                            TINJAUAN PUSTAKA












             1.    Perkembangan Peraturan Pertanahan dalam Konteks
                   Otonomi Daerah
                   Dasar pertimbangan penerbitan Keppres 32/2004 tentang Kebijakan
             Nasional di Bidang Pertanahan adalah merujuk pada Ketetapan MPR
             Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
             Sumberdaya Alam. Berikutnya, untuk menindaklanjuti Keppres tersebut,
             Kepala BPN telah menerbitkan Keputusan Kepala BPN Nomor 2
             Tahun 2003 tentang Norma dan Standar Mekanisme Ketatalaksanaan
             Kewenangan Pemerintah Di Bidang Pertanahan Yang Dilaksanakan Oleh
             Pemerintah Kabupaten/Kota.
                   Dalam tindak lanjutnya, Pemkab/Pemko telah membuat aturan
             sendiri-sendiri sesuai dengan aspirasi masyarakat dan kepentingan
             daerah dalam bentuk Perda. Arie Sukanti Sumantri dalam Sarjita (2003),
             menyatakan bahwa dalam pengertian otonomi daerah, maka jelas tidak
             diartikan sebagai penyerahan pengaturan dan pengurusan segala segi
             masalah pertanahan sepenuhnya kepada Pemkab/Pemko masing-masing.
             Kewenangan Pemerintah Pusat meliputi hukum, kebijakan, pedoman
             mengenai pemberian hak-hak atas tanah, pendaftaran, landreform, dan
             sebagainya dalam bentuk Undang-undang, Peraturan Pemerintah, dan
             Keppres, sedangkan kewenangan Pemda cukup pada pelayanan masyarakat
             dan pelaksanaan kebijakan yang dapat dituangkan dalam bentuk Perda
             maupun Keputusan Daerah (Kepda).
                   Memperhatikan bahwa UU 22/99 masih banyak kelemahan,
             maka dilakukan revisi substantif, dan lahirlah UU 32 Tahun 2004 (UU
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19