Page 68 - Permasalahan Surat Ijin Memakai Tanah Negara sebagai Alas Hak dalam Pendaftaran Tanah di Kota Tarakan
P. 68

penguasaan atas tanah di Kota Tarakan tidak mudah untuk dikontrol.
             Sekalipun demikian, SIM-TN ini juga perlu diwaspadai dalam proses
             pemberian hak, karena sebagai alas hak acapkali ada SIM-TN di atas SIM-
             TN. Selama ini duplikasi sempurna memang belum dijumpai, tetapi pada
             sebidang tanah yang relatif luas yang telah diterbitkan SIM-TN, lahir pula
             SIM-TN – SIM-TN pada sebagian-sebagian tanah yang luas tersebut.
             Jual-beli setelah SIM-TN lahir dan sebelum tanah tersebut didaftarkan
             merupakan sesuatu yang harus dicermati agar tidak lahir pemberian
             hak dan sertipikat tanah yang bias objek dan subjeknya. Terdapat juga
             SIM-TN yang lahir di atas tanah yang telah bersertipikat hasil program
             redistribusi tanah. Kasus lain adalah SIM-TN lahir di atas tanah yang
             sudah bersertipikat dengan alas haknya dahulu adalah SIM-TN. Dalam
             kasus-kasus yang demikian, SIM-TN bukan merupakan ’alas hak’ yang
             mempunyai kepastian hukum.
                   Walau pun dalam rangka pendaftaran tanah, produk SIM-TN
             (alas hak) sebagai data yuridis dan peta bidang tanah sebagai data fisik
             hasil pengukuran bidang tanah telah diumumkan selama 60 hari untuk
             memenuhi asas publisitas seperti selama ini berlangsung, tetapi karena
             dalam pembuatan SIM-TN banyak kelemahan, maka kepastian hukum
             atas produk sertipikat tanah nantinya juga akan lemah. Ditinjau dari tertib
             administrasi pertanahan, SIM-TN sebagai alas hak belum bisa menjamin
             terciptanyu administrasi pertanahan yang tertib, khususnya tertib hukum,
             yang ditunjukkan dengan masih ada tumpang tindih alas hak SIM-TN
             dalam pendaftaran tanah. Hal itu potensial melahirkan sertipikat ganda,
             sebagaimana penuturan staf Kantah berikut:

                   ”Sertipikat ganda mungkin telah ada. Mana kami tahu, soalnya dari sekian
                   banyak SIM-TN yang masuk, ditambah dengan kondisi kita yang belum
                   bisa mendaratkan bidang bersertipikat hasil pengukuran di waktu lalu,
                   kemungkinan itu bisa saja terjadi.”

                   Beberapa kasus sertipikat ganda yang terjadi di daerah lain selalu
             melibatkan Kantah sebagai salah satu pihak yang tergugat. Jika terjadi
             duplikasi sertipikat tanah, pihak penegak hukum selalu saja membidikkan
             pasal-pasal pidananya ke Kantah. Atas dasar pengalaman itu, Kantah selalu
             berhati-hati dalam sertipikasi tanah, dan berbagai upaya ditempuh agar
             hal itu tidak sampai terjadi.





                            Permasalahan Penguasaan Tanah dan Implikasi Terbitnya SIM-TN  59
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73