Page 127 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 127

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

               melengkapi berkas-berkas yang belum lengkap. Pada proses ini kesaksian
               para pelaku di lapangan, lebih banyak berkas-berkas diselesaikan di lokasi
               dibandingkan diselesaikan di kantor. Hal itu dimaklumi karena Tim Inver
               menyadari selain terbatasnya waktu, banyak warga sebenarnya tidak mema-
               hami secara persis proses-proses yang harus dikerjakan oleh masyarakat.
                   Setelah Tim Inver selesai melakukan pekerjaannya di lapangan, baru
               kemudian Ketua Tim mengadakan rapat untuk membahas hasil inver
               lapangan, termasuk merekomendasikan hasilnya, apakah perubahan tata
               batas, PS, atau resettlement, dan atau skema lain. Baru setelah semua
               angota Tim Inver sepakat baru kemudian diajukan ke gubernur untuk
               mendapatkan persetujuan dan tanda tangan. Dari gubernur kemudian
               diajukan Tim Percepatan PPTKH (Menko Perekonomian) sebagai ketua
               PPTKH Nasional. Persetujuan dan rekomendasi Tim Percepatan kemu-
               dian diajukan ke Menteri LHK untuk mendapatkan persetujuan akhir.
               Di tangan Menteri LHK kemudian kebijakan diputuskan secara final,
               apakah ditolak atau disetujui. Jika disetujui maka pilihan kebijakannya
               ada beberapa, termasuk menerbitkan SK perubahan tata batas, SK PS, SK
               resettlement, atau kebijakan lainnya. Baru setelah itu PPTKH dianggap
               selesai, tinggal pengurusan sertipikasi hak milik yang akan dikerjakan
               oleh ATR/BPN atau izin pemanfaatan dengan skema Perhutanan Sosial
               yang akan dikerjakan oleh KLHK, atau skema lainnya sesuai peraturan.
                   Jika diamati prosesnya dari awal hingga akhir, PPTKH relatif rumit dan
               panjang, karena harus melewati beberapa proses. Sebenarnya bisa dilakukan
               secara sederhana untuk mempersingkat prosesnya, misalnya pengajuan
               secara kolektif tidak perlu harus sampai bupati, cukup kepala desa dan camat
               setempat dan verifikasi data langsung di lapangan oleh Tim Inver, karena
               praktiknya sebenarnya banyak yang demikian, sehingga ketika ditemukan
               data-data yang tidak lengkap langsung dilengkapi di lapangan saat Tim Inver
               turun ke lokasi. Begitu juga ketika sudah selesai di tingkat provinsi, harus
               mendapat persetujuan gubernur untuk dilanjutkan ke Tim Percepatan
               PPTKH. Dari Tim PPTKH juga masih dianggap belum selesai karena masih
               harus melewati Menteri LHK. Melihat alurnya, menteri LHK bisa menolak
               keputusan rapat Tim Percepatan PPTKH. Semestinya semua berakhir di Tim
               Percepatan, dan KLHK langsung menerbitkan SK keputusan akhir, karena
               di dalam Tim Percepatan yang diketuai oleh Menko Perekonomian berang-

                                                                         99
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132