Page 215 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 215

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

               paten/Kota, Dinas/Instansi Provinsi yang berkaitan dengan peruntukan
               tanahnya, Dinas/Instansi Kabupaten/Kota yang berkaitan dengan
               peruntukan tanahnya dan Kepala Kantor Pertanahan. Beberapa hal yang
               diidentifikasi dan diteliti oleh Panitia C terkait: pertama data nama dan
               alamat pemegang Hak; Kedua: dimana letak tanah yang diterlantarkan,
               luas, status hak atau dasar penguasaan atas tanah dan keadaan fisik tanah
               yang dikuasai Pemegang Hak; Ketika mengidentifikasi dan meneliti
               keadaan/kondisi yang mengakibatkan tanah terlantar. Setelah tahap
               identifikasi dan penelitian dilakukan maka selanjutnya Tim Panitia C
               melaporkan hasil kajian tersebut kepada Kepala Kanwil ATR/BPN untuk
               memberikan peringatan kepada pemegang hak selama 3 kali peringatan.
               Dan jika selama 3 kali peringatan pihak pemegang hak tidak mengin-
               dahkan dan melakukan upaya penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai
               arahan penggunaan dalam SK, maka selanjutnya terhadap tanah tersebut
               ditetapkan menjadi tanah terlantar.
                   Beberapa hal yang mengakibatkan tanah ditetapkan sebagai tanah
               terlantar sebagaimana diatur dalam Keputusan kepala BPN No. 4 Tahun
               2010 Pasal 17 ayat (2) yakni pemegang hak tidak menggunakan tanahnya
               sesuai dengan sifat dan tujuan pemberian haknya; masih ada tanah yang
               belum diusahakan sesuai dengan Surat Keputusan atau dasar penguasaan
               tanah; masih ada tanah yang penggunaannya tidak sesuai dengan Surat
               Keputusan atau dasar penguasaan tanah; tidak ada tindak lanjut penye-
               lesaian pembangunan; penggunaan tanah tidak sesuai dengan Surat
               Keputusan atau dasar penguasaan tanah; belum mengajukan permo-
               honan hak untuk dasar penguasaan tanah.

                   Permasalahan yang terjadi terhadap penetapan tanah terlantar
               adalah pihak pemegang hak seringkali mengajukan gugatan kepada
               Kantor Wilayah BPN terhadap tanah tersebut. Kondisi yang terjadi terha-
               dap hasil gugatan dan persidangan terkait tanah terlantar menyatakan
               pihak ATR/BPN seringkali kalah di dalam pengadilan dikarenakan cacat
               administrasi. Belajar dari kejadian ini maka tahapan, proses, dan adminis-
               trasi penetapan tanah terlantar harus dilakukan sesuai dengan prosedur
               dan peraturan perundang-undangan. Dokumen proses inventarisasi,
               identifikasi, proses penertiban tanah terlantar juga harus lengkap dan

                                                                         187
   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220