Page 234 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 234

M. Nazir Salim & Westi Utami

            pada tahun 2014 dan terakhir pengukuhan dilakukan pada tahun 2016.
            Perubahan yang cukup sering terjadi dan tanpa adanya tanda batas yang
            jelas di lapangan serta tidak adanya sosialisasi dan koordinasi dengan
            instansi lain khususnya dengan Kementerian ATR/BPN sebagai lembaga
            yang menerbitkan sertipikat hak atas tanah, seringkali menyebabkan
            konflik di lapangan. Kondisi ini sebenarnya tidak hanya terjadi di
            Sumatera Selatan, akan tetapi juga terjadi di Kalimantan, Sulawesi, Riau,
            dan wilayah lainnya. Kegiatan PPTKH ini diharapkan menjadi langkah
            awal agar permasalahan konflik tenurial yang terjadi dalam kawasan
            hutan perlahan mulai dapat diurai. Penguasaan dan pemanfaatan lahan
            serta status hak atas tanah yang sudah ada di dalam kawasan hutan akan
            lebih clear sehingga mampu menekan timbulnya konflik dikemudian
            hari.
                Kedua, Pola Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam kawasan hutan
            dimana tanah tersebut sudah ditetapkan sebagai kawasan hutan sebelum-
            nya, namun KLHK tetap mengakomodir dengan beberapa skema. Untuk
            provinsi yang kawasan hutannya kurang dari 30% sebagaimana diatur
            dalam Pasal 8, 10, 11, 12, 13. Perpres 88/2017 maka lahan-lahan masyarakat
            atau pemukiman yang berada dalam Hutan Konservasi, Hutan Lindung,
            dan hutan produksi diselesaikan dengan resettlement, tukar menukar
            kawasan hutan, dan perhutanan sosial, tergantung rekomendasi Tim
            Inver. Sementara untuk provinsi yang kawasan hutannya masih lebih dari
            30%, masyarakat yang tinggal dalam kawasan Hutan Konservasi, Hutan
            Lindung, dan Hutan Produksi diberikan beberapa alternatif penyelesaian,
            yakni: Resettlement, Perubahan Batas, dan Perhutanan Sosial. Kebijakan
            tersebut diambil setelah Tin inver turun ke lapangan dan memberikan
            rekomendasi serta rapat-rapat rekomendasi gubernur sampai ke Tim
            Percepatan PPTKH di pusat (Lampiran Permenko No. 3/2018 Bab V).
                Dari hasil kerja-kerja Tim Inver Sumatera Selatan yang dipimpin
            langsung oleh BPKH pada tahun 2018 telah dikeluarkan beberapa kebi-
            jakan, baik rekomendasi, penundaan karena alasan anggaran, maupun
            yang sudah diajukan ke Tim Percepatan PPTKH pusat. Secara lengkap
            tabel berikut menjelaskan progress hasil Tim Inver Sumsel pada tahun
            2018 sampai dengan 15 April 2019.


              206
   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239