Page 241 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 241

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

               melakukan beberapa persiapan diantaranya pemeriksaan berkas
               permohonan yang telah diajukan oleh masyarakat, menyiapkan peta kerja
               serta menyelesaikan berbagai persyaratan administrasi dan koordinasi
               dengan pihak pemerintahan daerah maupun koordinasi dengan keca-
               matan hingga desa. Situasi itu sangat menyulitkan Tim Inver untuk
               bergerak lebih cepat, disisi lain kondisi lapangan sangat berbeda-beda,
               sehingga semakin memperlambat kerja-kerja Tim Inver di Lapangan.

                   Akhirnya, ketika Obyek TORA dari kawasan hutan (khususnya
               PPTKH) belum dilepaskan atau belum dilakukan perubahan tata batas
               maka Kementerian ATR/BPN belum dapat melakukan proses redistribusi
               tanah kepada masyarakat. Dalam konteks ini belum adanya proses pele-
               pasan dan perubahan tata batas, maka pihak ATR/BPN tidak dapat mela-
               kukan proses lebih lanjut, sehingga target RA 4,1 juta Ha yang telah
               ditetapkan dalam RPJM (2014–2019) yang bersumber dari pelepasan tanah
               kawasan hutan masih belum ada yang berhasil diredistribusikan ke
               masyarakat.


               E. Penutup: Solusi Reforma Agraria Kawasan Hutan

                   Sebagai penutup, beberapa solusi perlu penulis ditawarkan (dan
               mungkin juga bisa digunakan di daerah lain) terkait problematika
               pelaksanaan Reforma Agraria di Sumatera Selatan. Ada beberapa hal yang
               perlu menjadi perhatian pengambil kebijakan dalam melihat persoalan
               di lapangan dan penyelesaiannya, diantaranya adalah:
               1.  Keterbatasan anggaran
                  Permasalahan penganggaran dalam kegiatan inver merupakan
                  permasalahan besar untuk mengetahui tata batas dan kondisi pengu-
                  asaan tanah dalam kawasan hutan. Keterbatasan pembiayaan untuk
                  kegiatan inventarisasi dan verifikasi yang dibiayai dari pemerintah
                  pusat tentunya tidak dapat membiayai semua kegiatan inver pada
                  tanah-tanah yang masuk dalam peta indikatif ataupun tanah-tanah
                  yang dikuasai masyarakat dalam kawasan hutan. Dalam konteks ini
                  maka keterlibatan pemerintah Daerah (sharing anggaran) melalui
                  bantuan pendanaan/pembiayaan dari dana APBD untuk membiayai


                                                                         213
   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246