Page 284 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 284

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        dalam pelaksanaan reforma agraria, pendampingan dalam
                        pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan, pende-
                        teksian awal tanah terlantar dan tanah yang diindikasikan
                        bermasalah,  fasilitasi penyelesaian tanah  bermasalah,
                        menyambungkan program  dengan aspirasi masyarakat
                        serta mempercepat legalisasi aset tanah masyarakat.

                            Pada proses implementasi LARASITA  masih terdapat
                        kendala-kendala yang dihadapi terkait faktor komunikasi,
                        faktor sumber daya manusia pelaksana, kurangnya kesa-
                        daran masyarakat akan pentingnya pendaftaran tanah,
                        faktor sumber daya peralatan, dan faktor disposisi untuk
                        petugas pelaksana (R. Kurniawan, 2018). Ditinjau dari segi
                        responsivitas pada faktor komunikasi dan informasi yang
                        diberikan oleh Tim LARASITA kurang efektif dan hanya
                        dilakukan  sekali sehingga  baik warga maupun petugas
                        LARASITA kurang memahami pelengkapan berkas per-
                        syaratan LARASITA (A. Megawati, 2013).


                        5. PPAN: Pembaharuan Agraria Berubah menjadi
                           Legalisasi  Aset

                            Penataan ulang  agraria terbagi dalam tiga  periode
                        waktu yaitu Periode Landreform yang berlangsung pada
                        tahun  1961-1965, Periode  Program Pembaruan Agraria
                        Nasional (PPAN) pada tahun 2007-2014 dan Periode Refor-
                        ma Agraria pada tahun 2017-saat ini (Mahmud & Aprian-
                        to, 2017).  Pada tahun 2006, yakni pada masa kepemim-
                        pinan Joyo Winoto, dengan SK Kepala BPN No. 267-VII-
                        2006 Tanggal 17 Oktober 2006, dibentuklah tim penyusun
                        PPAN yang terdiri atas para pejabat tinggi di BPN dengan

                         248
   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289