Page 287 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 287

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          sekaligus membantu pemilik tanah untuk bisa member-
                          dayakan tanah tersebut  untuk meningkatkan  kesejah-
                          teraan. Dalam PPAN ini muncul gagasan mengenai aset
                          dan akses reform. Tugas  BPN tidak hanya menata aset
                          reform atau menata kembali penggunaan, penguasaan dan
                          pemilikan tanah oleh pemerintah namun juga membuka
                          akses kepada masyarakat penerima  tanah tersebut atau
                          yang dikenal dengan akses reform. Yang dimaksud dengan
                          akses reform adalah adanya pembukaan akses terhadap
                          sumber-sumber ekonomi keuangan, manajemen, tekno-
                          logi, pasar  dan sumber-sumber politik serta partisipasi
                          politik.  Melalui program ini, peran BPN tidak hanya seke-
                          dar sebagai lembaga yang semata mengurusi administrasi
                          pertanahan, tapi sekaligus membantu pemilik tanah untuk
                          bisa memberdayakan tanah tersebut untuk meningkatkan
                          kesejahteraan.
                              Agenda PPAN yang dilaksanakan pada tahun 2007-
                          2014  ditegaskan  dalam  dua  dokumen  penting  yaitu
                          Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2005-
                          2010 yang tertuang di dalam Perpres No. 7 Tahun 2005
                          dan  Rencana Pembangunan  Jangka Panjang  Nasional
                          2005-2025 yang tertuang di dalam UU No. 17 Tahun 2007.
                          Dan sebagai motor penggerak pembaruan agraria, kelem-
                          bagaan BPN diperbaharui dan diperkuat fungsinya mela-
                          lui Perpres No. 10 Tahun 2006.

                              Pada periode PPAN ini, dalam pelaksanaannya terin-
                          dikasi minimnya dukungan dan partisipasi yang kuat dan
                          menyeluruh  terutama  lintas  sektoral sehingga  PPAN
                          dianggap kegiatan sektoral semata. Tidak mengherankan

                                                                             251
   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292