Page 290 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 290

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        di berbagai kota di Indonesia. Saat yang sama, reclaiming
                        tanah atas lahan HGU di berbagai  wilayah terjadi dan
                        negara  tidak mampu mengendalikannya. Catatan Lucas
                        dan Warren (2003) cukup detail dan menarik untuk disi-
                        mak. Menurutnya, hampir semua provinsi besar di Indo-
                        nesia terjadi reclaiming besar-besaran yang dilakukan oleh
                        petani, mulai Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Suma-
                        tera Utara, Sulawesi, dan provinsi lainnya. Rakyat bersama
                        petani menduduki HGU milik pengusaha asing dan In-
                        donesia, karena wilayah-wilayah pusat bisnis perkebunan
                        di pedesaan tersebut menjadi kantong kemiskinan, dan
                        reclaiming tanah bagian dari protes sekaligus bentuk perla-
                        wanan petani karena negara sedang mengalami  kegon-
                        cangan (Wahyudi, 2020).
                            Tahun 1999 Indonesia berhasil membentuk pemerin-
                        tahan baru lewat pemilihan umum langsung yang ralatif
                        berhasil. Transisi pemerintahan dibentuk dan Gus Dur
                        (Abdurrahman Wahid) menjadi jalan tengah menyele-
                        saikan situasi ketegangan dan konflik di Indonesia. Sosok
                        Gus Dur menjadi harapan untuk menyelesaikan berbagai
                        persoalan  konflik sosial yang mengancam disintegrasi
                        bangsa, karena sebelumnya Timor Leste pada periode Bj.
                        Habibie telah memisahkan diri dari Indonesia dan Papua
                        dalam ancaman  untuk memisahkan  diri  pula,  karena
                        situasi Indonesia yang masih kacau dan dunia internasio-
                        nal sedang menyorot Indonesia.

                            Gus Dur kemudian membentuk kabinet baru dengan
                        nama Kabinet Persatuan  sebagaimana tertuang  dalam
                        Keppres No. 355/M Tahun 1999, Tanggal 26 Oktober 1999.

                         254
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295