Page 293 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 293

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          lika. Surat  tersebut mengejutkan  banyak pihak  karena
                          pernyataan  resmi  BPN  yang  akan  menjalankan  land-
                          reform. Mengejutkan bagi banyak pihak terutama aktivis
                          agraria karena isu tersebut selama ini diperjuangkan oleh
                          mereka  dengan  berdarah-darah  bersama  petani.  Kini
                          setelah BPN terpojok, ia menyatakan dirinya akan menja-
                          lankan landreform. Bagi aktivis, statemen tersebut aneh
                          sekaligus  kabar baik. Aneh karena BPN harus diancam
                          terlebih dahulu baru menyadari tugasnya yang harus men-
                          jalankan amanat UUPA, kabar baiknya pernyataan itu akan
                          direkam oleh banyak pihak sehingga dengan mudah me-
                          nagih janjinya ketika BPN ingkar.
                              Dengan berbagai tekanan dan lobi, akhirnya Gus Dur
                          batal membubarkan BPN dan kemudian 7 Desember 1999
                          melantik Kepala BPN dengan Keppres No. 154 Tahun 1999.
                          Keppres tersebut mengubah Keputusan Presiden No. 26

                          Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional.  Peru-
                          bahan terjadi dalam Pasal 1 ayat 2 dan menambah ayat 3,
                          sementara ayat 1 tetap seperti semula, menegaskan kem-
                          bali BPN sebagai lembaga pemerintah non-departemen
                          yang berkedudukan di bawah  dan bertanggung  jawab
                          langsung kepada presiden. Perubahan ayat 2 menjadi Ba-
                          dan Pertanahan dipimpin oleh seorang Kepala, yang dija-
                          bat oleh Menteri Dalam Negeri, ayat 3 menyatakan dalam
                          melaksanakan  tugasnya, kepala  dibantu  oleh  seorang
                          wakil kepala. Gus Dur kemudian melantik Menteri Dalam
                          Negeri Surjadi Soedirdja sebagai Kepala BPN dan dibantu
                          seorang Wakil Kepala BPN sebagai pelaksana harian yakni
                          Prof. Lutfi Nasoetion.

                                                                             257
   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297   298