Page 387 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 387

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                             tronik serta logo BSRe yang menerangkan bahwa TTE
                             tersebut menggunakan Root Certificate Authority oleh
                             BSRE dengan pengamanan 2FA (2 Factor Authentica-
                             tion) sehingga dapat dipastikan hanya pemilik serti-
                             fikat yang dapat membuka dokumen digital tersebut;
                          4. SOC and Security Tools, seluruh proses pengamanan
                             informasi menggunakan teknologi persandian kripto-
                             grafi oleh BSSN; dan

                          5. Upgrade Security System, dengan cara  menerapkan
                             standar ISO27001:2013 untuk Sistem Manajemen Ke-
                             amanan Informasi yang memastikan semua proses dila-
                             kukan berdasarkan analisa resiko dan mitigasinya ber-
                             dasarkan International Best Practises.
                              Setelah dilakukan development aplikasi sejak tahun
                          2020,  kemudian diterbitkanlah  Permen ATR/BPN  No.1
                          Tahun 2021. Rencana selanjutnya, pada tahun 2023-2024
                          akan  dilakukan  pengujian  internal  yang  dilanjutkan
                          dengan uji coba Sertifikat-el di kantor pertanahan yang
                          ditetapkan sebagai pilot project (Kota Madiun, Bontang,
                          Metro, Kediri, Yogyakarta, Kabupaten Tegal, Probolinggo,
                          Gresik, Karangasem, dan beberapa kab/kota lainnya).
                              Berdasarkan Permen ATR/BPN No. 1 Tahun 2021, Ser-
                          tifikat-el sebagai produk akhir dari kegiatan pendaftaran
                          tanah akan diterbitkan melalui sistem elektronik dalam
                          bentuk dokumen elektronik. Dengan kata lain, Sertifikat
                          Hak Atas Tanah dan Buku Tanah yang selama ini dicetak
                          di blanko sertifikat (dalam bentuk kertas) perlahan akan
                          digeser menjadi bentuk dokumen elektronik yang tidak
                          wajib dicetak  pada media kertas. Dokumen  elektronik

                                                                             351
   382   383   384   385   386   387   388   389   390   391   392