Page 141 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 141

Djoko Suryo

            elong “mengurangi”, dan dalam bentuk pasif kalong yang berarti
            “berkurang”. Sementara kata pek yang berasal dari kata apek
            atau amek, seperti yang tercermin dalam ungkapan amek iwak
            (menangkap ikan), diduga  berkaitan dengan bahasa nelayan
            lokal. Adapun kata kalong bisa berarti pula  sejenis satwa kele-
            lawar besar, yang secara simbolis diartikan sebagai kelompok
            rakyat kecil, atau golongan orang tertentu yang suka keluar
            (untuk bekerja) dari rumah pada malam hari (nelayan ?).
                Sejak wilayah Pekalongan menjadi bagian Kerajaan Mataram
            banyak unsur kebudayaan Istana Jawa ikut berpengaruh di ling-
            kungan kehidupan Kota Pekalongan. Unsur-unsur kebudayaan
            istana yang dimaksud antara lain tercermin dalam penataan
            tata-ruang kota, bangunan arsitektural rumah para pejabat, seni
            kerajinan batik, seni pertunjukan serta unsur kesenian lainnya.
            Penataan tata ruang kota yang berpusat pada rumah kediaman
            bupati beserta alun-alun menghadap ke arah utara, dan dileng-
            kapi dengan bangunan mesjid yang berdiri di sebelah kiri alun-
            alun beserta Kampung Kauman, menggambarkan sebuah model
            tiruan atau maket kecil dari tata ruang Kota Istana Mataram  di
            pusat kerajaan. Sejumlah toponim di Kota Pekalongan menun-
            jukkan adanya kaitan dengan kedudukan dan fungsi khusus
            dalam struktur administrasi pemerintahan Jawa di tingkat kabu-
            paten, seperti yang tercermin dalam nama-nama kampung
            Kraton, Krapyak, Saragenen, Kepatihan, dan sebagainya. Demi-
            kian pula secara artefaktual juga banyak peninggalan-pening-
            galan dari masa Kerajaan Demak dan Mataram lainnya terdapat
            di Kota Pekalongan dan sekitarnya.
                Sebagai bekas wilayah Kerajaan Islam Demak dan Kerajaan
            Islam Mataram, wilayah Pekalongan telah berkembang menjadi
            salah satu pusat peradaban Santri, yang kini dapat ditemukan
            baik dalam bentuk pusat-pusat pendidikan Islam modern mau-
            pun pusat pendidikan Islam model tradisional, seperti yang ter-
            cermin dalam bentuk pesantren-pesantren yang tersebar dari
            wilayah kota sampai ke pedesaan. Sudah barang tentu tokoh-

            120
   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146