Page 146 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 146
Transformasi Masyarakat Indonesia...
tapkan sebagai daerah administrasi pemerintahan kotaprja atau
gemeente dalam Staatsblad van Nederlandsch-Indie atau Stb.
Tahun 1906/No. 124, sesuai dengan Ordonansi yang ditanda-
tangani oleh J.B. van Heutsz, Gouverneur-Generaal van Neder-
lands-Indie, dan De Groot, wde (tweede) Algemeene Secretaris,
5
di Bogor pada 21 Februari 1906. Dengan demikian sejak pada
saat itu Kotapraja Pekalongan, beribukota (hoofdplaats) di Peka-
longan secara resmi menjadi de gemeente Pekalongan menjadi
daerah yang berkedudukan dan fungsi otonom dalam beberapa
segi administrasi pemerintahannya memiliki kedudukan dan
fungsi yang otonom dalam beberapa segi. Seperti halnya dengan
daerah gemeente lainnya, Kotapraja Pekalongan juga memiliki
Dewan Kotapraja, yang anggotanya terdiri dari 8 orang Eropa,
2 orang Indonesia dan 3 orang Timur Asing (Cina dan Arab). 6
Demikian pula Dewan Kotapraja dipimpin oleh seorang
burgemeester yang dipilih oleh anggota dewan. Pada tahun 1926
pemerintahan Kotapraja Pekalongan memperoleh ketetapan
sebagai pemerintahan Kotapraja penuh atau Stadsgemeente. Sejak
itu Kota Pekalongan mengalami perubahan mendasar dalam bidang
administrasi pemerintahan, yaitu memiliki kekhasan sebagai
daerah “pemerintahan otonom” yang sebelumnya tidak dimiliki.
Perkembangan Kota Pekalongan kembali mengalami per-
kembangan baru, dan dinamika baru, terutama dalam bidang
administrasi pemerintahan, yang memiliki pengaruh dalam
kebijakan penataan tata ruang dan kehidupan kota. Sudah barang
tentu Kota Pekalongan, sejak itu menjadi bertambah kedu-
dukannya, selain menjadi ibu kota keresidenan dan kabupaten,
kini menjadi ibu kota pemerintahan Kotapraja Pekalongan.
Lengkaplah kedudukan dan fungsi Kota Pekalongan dalam per-
jalanan sejarahnya.
5 Staatsblad van Nederlandsch-Indie over het Jaar 1906 (Batavia:
Landsdrukkerij, 1907), No. 124, hlm. 1-3.
6 Ibid., hlm. 2.
125