Page 241 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 241

Djoko Suryo

            andana warih” (decendant of flower, seed page of honey, seeding of
            ascetic, of noble decent).
                Selain konsep keturunan, konsep Wahyu Kedaton (the Light
            of Royalty) juga merupakan salah satu konsepsi pengakuan
            keabsahan seseorang menjadi raja. Selain Wahyu Kedaton, Babad
            Tanah Jawi juga menyebutnya dengan istilah lain yaitu Cahya
            Nurbuat (revealation from God), Andaru, dan Pulung Kraton (green
            or white ball of light). Biasanya konsep Wahyu Kedaton ini berkaitan
            erat dengan konsep ramalan. Dalam babad sering diceriterakan
            tentang berbagai ramalan yang menjelaskan seseorang akan
            menjadi raja, setelah yang bersangkutan memperoleh tanda
            tanda yang bersifat gaib, misalnya, melalui mimpi (kejatuhan
            andaru, Cahya Nurbuat), menerima wangsit (message), atau ramalan.
            Sebagai contoh, ketika Senapati Ingalaga, pendiri Kerajaan Ma-
            taram Islam pertama di Kota Gede sebelum menjadi raja, dice-
            riterakan bahwa pada suatu malam ia sedang bersemedi di
            sebuah tempat, ia telah kejatuhan bola cahaya berkilauan dari
            langit ke atas tubuhnya. Jatuhnya bola berpijar, cahaya berki-
            lauan dari langit itu kemudian ditafsirkan sebagai pertanda
            bahwa ia telah memperoleh Wahyu Kedaton, yaitu “mandat” sah
            dari Yang Maha Kuasa untuk menjadi raja.
                Segi segi persyaratan selanjutnya, ialah adanya Pusaka Kera-
            ton (Holy Regalia). Pusaka keraton ini juga merupakan atribut
            penting bagi syahnya seseorang menjadi raja. Di antara berbagai
            pusaka keraton, keris, payung dan mahkota merupakan pusaka
            keraton yang menjadi atribut penting pada waktu seseorang
            naik tahta atau dinobatkan menjadi raja. Menjelang Sultan Ha-
            mengku Buwana IX naik tahta ia telah menerima pusaka
            bernama Keris Jaka Piturun dari ayahnya Hamengku Buwana
            VIII sebagai lambang penyerahan tahta kekuasaan Kraton Yog-
            yakarta. Demikian pula halnya ketika Sultan Hamengku Buwana
            X menggantikan ayahnya ia juga mewarisi pusaka tersebut
            sebagai simbol tahta kekuasaan keraton yang didudukinya.
                Pusaka keraton sebenarnya cukup banyak, berupa benda

            220
   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246