Page 242 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 242

Transformasi Masyarakat Indonesia...

               benda atau alat alat yang dipercaya memiliki kekuatan magis
               dan yang dapat menambah kesaktian raja. Beberapa di antaranya
               ialah senjata, kereta, gamelan, serat dan babad, dan benda-benda
               keramat lainnya. Dalam pandangan dunia religio magis benda
               benda magis tersebut sangat penting artinya bagi raja yang
               menduduki tahta kerajaan. Upacara upacara keraton yang ber-
               sifat sakral dan religio magis juga merupakan, sumber legitimasi
               raja yang tidak kalah pentingnya dengan segi-segi tersebut di
               atas.


               5. Naik Tahta dan Suksesi
                   Proses naik tahta atau suksesi dalam sejarah kerajaan di
               Jawa maupun di kerajaan kerajaan di tempat lainnya, dapat
               terjadi melalui jalan yang biasa (normal) atau jalan yang tidak
               biasa. Melaui jalan biasa atau normal artinya melalui proses ala-
               mi, yaitu seorang raja naik tahta karena menggantikan ayahnya
               yang meninggal atau karena sesuatu hal harus mengundurkan
               diri dari tahtanya. Suksesi alami semacam ini dapat berlangsung
               lancar apabila telah sesuai dengan persyaratan, yang telah
               ditentukan oleh tradisi yang telah disepakati, yaitu menurut
               sistem keturunan dan kekerabatan yang berlaku di keraton yang
               bersangkutan.
                   Suksesi yang tidak alami atau tidak normal, terjadi apabila
               proses kenaikan tahta dilakukan melalui perebutan kekuasaan
               baik melalui perlawanan, pemberontakan maupun peperangan
               terhadap pihak yang sedang berkuasa, sebagaimana yang pernah
               terjadi pada Perang Suksesi di Kraton Kartasura, yaitu Perang
               Suksesi I (1703 1708; the First Javanese War of Succession) dan
               Perang Suksesi II (1718 1723; the Second Javanese War of Succes-
               sion). Peristiwa perang dan pemberontakan sering terjadi dan
               biasanya didahului dengan peristiwa konflik internal antar
               keluarga raja, terutama antara putra-putra raja yang mengaku
               memiliki hak untuk menduduki tahta kerajaan ayahnya atau
               pendahulunya. Pemberontakan atau perang biasanya menjadi

                                                                        221
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247