Page 25 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 25
Djoko Suryo
dan juga masa yang akan datang. Sejarah membahas kehidupan
manusia sebagaimana kehidupan itu “mengalir” melalui waktu,
dan tepatlah apa yang dikatakan Braudel “Sejarah adalah anak
zamannya” (“History is the child of its time”). 1
Eksistensi jalinan mutlak antara masa lampau (past), masa
kini (present), dan masa yang akan datang (future), dialami dalam
kehidupan sehari-hari oleh setiap orang. Di situ kita mengamati
bagaimana harapan terhadap masa yang akan datang itu akan
menjadi masa sekarang, dan selanjutnya apa yang menjadi masa
sekarang akan menjadi memori masa lampau. Kita semuanya
menyaksikan dan mengalami kelangsungan (continuity) “aliran”
waktu tersebut, sementara itu kita juga menyaksikan adanya
fenomena perubahan (change, discontinuity). Kontinuitas dan
perubahan ini bisa diterima dengan rasa yang menyenangkan,
apabila dapat memberikan sumbangan terhadap kehidupan ma-
nusia berupa rasa ketenteraman (stability), keamanan (security),
dan bahkan kesenangan (comfort). Sekali kita menerima bahwa
kehidupan manusia ditandai oleh kedua perubahan dan kelang-
sungan yang membuat masa lampau (past), masa kini (present),
dan masa yang akan datang (future) berbeda dari satu dengan
yang lain, maka kita mulai mengerti mengapa sejarawan telah
memainkan peranan penting dalam sejarah peradaban suatu
bangsa. Mereka telah mendesain rekonsiliasi besar antara masa
lampau, masa kini, dan masa yang akan datang, dengan kesa-
daran akan perubahan dan kelangsungan. Dengan kata lain
mereka telah membuat pengertian atau memberikan makna
terhadap kehidupan manusia tanpa menolak perkembangan
seluruh waktu. Jalinan antara kehidupan dan historiografi ini
juga menerangkan mengapa dalam generasi ke generasi dan
dalam masyarakat ke masyarakat telah diciptakan interprertasi
baru tentang masa lalu.
1 Fernand Braudel, On History (London: The University of Chicago
Press, 1980).
4