Page 26 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 26
Prolog
sosiologi pedesaan di Indonesia dan sekaligus “indonesianisasi”
ilmu sosiologi. Sementara itu Gunawan Wiradi digambarkan
sebagai perintis kajian tenurial dan secara konsisten membangun
gagasan baru dalam konteks reforma agraria. Perpaduan pemiki-
ran keduanya menurut Luthfi, telah menyumbangkan gagasan
yang memiliki kekuatan “vokasionalitas”, sebuah keberpihakan
yang nyata kepada masyarakat pedesaan yang teraniaya oleh pro-
ses modernisasi dan pengabaian pemerintah dalam kebijakan
agrarianya. Sajogyo dan Gunawan Wiradi mencoba membela dan
sekaligus membekali masyarakat secara konsepsional, ketika
pembangunan yang didasarkan pada ideologi pertumbuhan eko-
nomi yang diusung oleh rezim penguasa cenderung menciptakan
ketimpangan demi ketimpangan dari pada kemakmuran rakyat
yang dicita-citakan oleh sebuah bangsa dan negara yang merdeka.
Sementara itu dalam perspektif keilmuan, sebagai insinyur yang
biasa diasosiasikan dengan ilmu-ilmu alam, keduanya telah mam-
pu membangun jembatan yang mempertemukan baik secara epis-
temologis maupun metodologis dengan ilmu-ilmu sosial dan ke-
manusiaan, ketika mereka menempatkan masyarakat sebagai inti
dari pemikirannya.
Pengalaman pribadi dan intelektual Sajogyo dan Gunawan
Wiradi yang merupakan dua tokoh penting dalam perkembangan
pemikiran agraria Mazhab Bogor di samping Pujiwati Sajoyo dan
Sediono M. P. Tjondronegoro, tidak dapat dipisahkan dari proses
historis pemikiran agraria Indonesia. Sajogyo dan Gunawan
Wiradi bukan hanya ilmuwan yang mencoba mencari jalan
keluar atas masalah-masalah agraria untuk mencapai kemak-
muran rakyat seperti yang diharapkan oleh Mochamad Tauhid,
tetapi perjalanan sejarah kehidupan mereka berdua sebenarnya
telah merefleksikan perkembangan pemikiran agraria di Indo-
nesia itu sendiri sejak tahun 1960-an terutama sepanjang masa
Orde Baru. Ketika pemikiran agraria kritis sulit berkembang dan
terabaikan, Sajogyo dan Gunawan Wiradi selalu hadir dengan
pemikiran-pemikiran yang dapat dikatakan menentang arus dan
penuh resiko dengan cara mereka sendiri. Sebagai individu yang
xxv