Page 79 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 79
Ahmad Nashih Luthfi
bukanlah hal baru. Proses itu telah dapat dijumpai pada abad
lampau. Kesempatan kerja penduduk yang tidak memiliki tanah
hanyalah dengan cara menjual tenaganya sebagai buruh di per-
kebunan (internasional). Dengan demikian, keterintegrasian te-
naga kerja sekaligus desa itu sendiri ke dalam sistem ekonomi
global bukanlah hal baru pula.
Breman juga menjelaskan bagaimana sistem desa ditemu-
kenalkan di bawah pemerintahan kolonial, yang eksistensinya
tergambarkan pada permulaan abad ke-19. Dengan kata lain,
komunitas desa adalah sebuah konstruksi kolonial. Sebagai
sebuah “colonial practice”, konstruksi itu dibangun dengan cara
yang bersifat “trial and error”. Akibat dari “coba-coba” dan “gagal”
itu, kesemuanya harus ditanggung oleh masyarakat desa.
Benar bahwa desa di Jawa lebih tua usianya daripada
desa-desa yang ditemu-kenalkan oleh kolonial, namun bagaimana
gambaran tentang desa di abad-abad lampau itu tidak banyak
yang bisa diketahui. Mengingat hampir tidak tersisa sedikitpun
wilayah Jawa yang tidak terjamah oleh sistem baru Kolonial.
(Desa) Jawa telah diberi fungsi baru. Jawa telah berubah dari
bentuk aslinya.
Tentang bagaimana desa-desa Jawa berubah, dibentuk,
ditemu-kenali oleh kekuasaan kolonial, dan sebaliknya bagai-
mana seiring dengan itu format negara kolonial terbentuk, dapat
dilihat dalam berbagai periode berikut.
B. Desa Jawa dalam Penguasaan “Negara Modern”
Pada abad 19 masyarakat Jawa telah terkolonisasi yang di-
tandai kuatnya pengaruh para administrator Belanda, militer,
dan pedagang. Sebagaimana ditunjukkan oleh Luiten van Zan-
den, terbentuknya negara kolonial dilakukan melalui sejumlah ta-
hapan berbarengan dengan bagaimana pola pembangunan ekono-
mi (di Jawa) diselenggarakan. Berbagai eksperimen dalam setiap
6
6 Luiten van Zanden, Colonial State Formation and Pattern of Economic
Development, artikel tidak diterbitkan, 2002. Dikutip seizin pengarang (20 April
2009).
26